Terkadang Dokter Juga Bisa Salah Diagnosis, Begini Penjelasannya!

By Rosiana Chozanah, Senin, 30 Juli 2018 | 17:15 WIB
Tanyakan hal penting berikut kepada dokter kandungan (iStock)

Nakita.id - Ternyata, kasus kematian yang diakibatkan oleh kesalahan diagnosis masih sering terjadi dalam dunia medis.

Melansir laman Brightside, per tahunnya ada kasus kematian sebanyak 40 ribu hingga 80 ribu dikarenakan salah diagnosis.

Untuk mencegah penyakit yang diderita semakin berkembang, tentu kita harus didiagnosis, baru kemudian diobati dengan benar.

BACA JUGA:  Lengan Bergelambir? Lakukan Olahraga  Ini Untuk Mengatasinya!

Inilah mengapa kita harus tahu kasus salah diagnosis mana yang sering dilakukan oleh para dokter.

Hal ini akan membantu kita untuk menghemat waktu, uang, dan yang terpenting adalah kesehatan.

Berikut beberapa diagnosa yang paling populer dan masalah kesehatan lain yang biasanya terdiagnosis sama.

Sehingga sebelumnya kita dapat waspada akan adanya penyakit lainnya.

1. Dystonia vegetovaskular

Biasanya gejala yang muncul adalah sakit kepala, pusing, telinga berdenging.

Hal lain yang dapat terjadi: Jika sang dokter tidak memberi tahu untuk melakukan tes darah lengkap, tidak memeriksa tekanan darah, dan mengalami sakit kepala lebih dari 2 kali seminggu serta tidak ada obat selain obat penghilang rasa sakit yang dapat membantu, Moms harus cepat-cepat berganti dokter.

Ada kemungkinan Moms mengalami saraf terjepit yang disebabkan oleh ketegangan dan stres.

Sakit kepala merupakan gejala berbahaya yang mungkin disebabkan oleh peradangan vaskular, tumor, cedera atau tekanan intrakranial tinggi atau rendah.

BACA JUGA: Sudut Rumah Kembali Kinclong dengan Minuman Bersoda, Ini Caranya

2. Berat badan berlebih

Diagnosis yang biasa disebutkan oleh dokter adalah kadar kolesterol tinggi atau obesitas.

Hal lain yang dapat terjadi: Setiap orang mungkin pernah merasa makan adalah obat penghilang stres. 

Ini karena produksi kortisol yang meningkat ketika seseorang stres. 

Dan jika seseorang stres sepanjang waktu, hormon ini dapat merusak kesehatan. 

Gejala lainnya adalah berat badan berlebih meski mereka sudah melakukan diet sehat, bermasalah dengan konsentrasi, kecemasan, depresi, sakit kepala serta gangguan tidur.

Untuk mengurangi tingkat kortisol, kita perlu pergi tidur lebih awal dan melakukan latihan santai seperti peregangan, yoga, pilates, atau meditasi.

BACA JUGA: Didiagnosis Leukemia Anak Ini Justru Berjuang Kumpulkan 10.000 Mainan Untuk Anak-anak di Rumah Sakit

3. Nyeri sendi

Gejala yang biasa dirasakan adalah ketidaknyamanan atau rasa sakit di lengan, kaki, bahu, atau punggung.

Dan dokter biasanya mendiagnosis radang sendi.

Hal lainnya yang dapat terjadi: Jika seorang dokter tidak mengajukan pertanyaan tentang gejala lain, tidak meminta tes, atau merekomendasikan salep, kita perlu memastikan diagnosis lain dengan pergi dan menemui dokter yang berbeda. 

Kecuali untuk radang sendi dan osteoporosis, penyakit dengan gejala yang sama bisa jadi hipotiroidisme atau efisiensi tiroid yang rendah, carpal tunnel (saraf meradang di jari-jari atau tangan).

Jika Moms merasa sakit di lutut, ini mungkin ada hubungannya dengan masalah dengan pinggul atau punggung bawah.

Serta sindrom nyeri kronis , jika Moms memiliki rasa sakit di pinggul, punggung, atau siku.

4. Insomnia

Gejala yang biasa dirasakan adalah gangguan tidur selama lebih dari 3 bulan dan diagnosis yang diberikan adalah insomnia.

Sebelum meminum obat, lebih baik Moms harus menemui dokter atau ahli somnologis untuk melakukan tes tambahan.

Sedangkan penyakit yang sekiranya mempunyai gejala yang sama adalah kadar estrogen yang rendah, kegelisahan, asma atau penyakit paru-paru serta gagal jantung.

5. Berkeringat berlebihan

Gejala yang biasa timbul adalah keringat berlebihan tanpa alasan dan diagnosisnya adalah hiperhidrosis.

Terkadang, orang dengan gemuk akan mengalami keringat berlebih.

Namun, hiperhidrosis juga bisa disebabkan oleh situasi ketika saraf, yang bertanggung jawab untuk kelenjar keringat, bersifat hiperaktif.

Alasan lain seseorang mengalami keringat berlebih adalah menopouse, demam, infeksi, kecemasan atau stres, tiroid hiperaktif, dan efek samping obat.

BACA JUGA: Didiagnosis Penyakit Glaukoma, Gadis Ini Sukses Jadi Psikiatri Klinis