4. Imajinasi terlalu tinggi
Anak di bawah usia enam tahun memiliki pemahaman yang tidak konsisten mengenai realitas atau fantasi, juga imajinasi.
Anak-anak sangat pandai berimajinasi, sehingga menurutnya, kebohongan merupakan hal sepele yang bisa termaafkan.
Tujuan mereka, sebatas untuk menarik lawan bicara demi mendapat perhatian, padahal hal tersebut memicu munculnya kebiasaan menjadi seorang pembohong.
Tetapi kenyataannya, kebohongan kompulsif justru akan menjadi imajinasi dalam hidupnya untuk terus menciptakan imajinasi baru dengan dasar kebohongan.
Meski sulit menjelaskan pada anak, bagaimana fantasi dan kebohongan itu disekat, tetapi orangtua tak selamanya dibenarkan untuk mendorong anak memiliki imajinasi tinggi.
Imajinasi boleh saja tetap berjalan, dengan catatan, orangtua juga harus mampu menyaring antara imajinasi dan juga kebohongan.
Tak ada salahnya mengingatkan juga menegur, agar sedini mungkin, anak-anak tidak disetir oleh imajinasi yang sebenarnya berdasar dari kebihingan.
Realitanya, kasus inilah yang sangat dikhawatirkan. Terutama bagi orangtua baru.
Mereka bukan tidak mungkin menyetujui dan selalu mendukung anaknya demi tumbuh kembangnya, tapi perlu disadari, dalam emnumbuhkan tumbuh kembang, anak-anak juga harus memiliki control diri.
5. Kelainan, diagnosis ADHD
Kebohongan tertentu ternyata bisa juga dilakukan lantaran adanya gangguan kelainan pada anak.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | Medical Daily,Livestrong,parenting |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR