Parahnya, anak-anak yang biasa hidup atau tinggal di lingkungan yang rentan ancaman, justru akan melakukan kebohongan kompulsif, atau terus-menerus.
Ia akan menciptakan kebohongan baru, demi menutupi kebohongan sebelumnya.
Ini ia lakukan untuk menghindari hukuman yang akan dilayangkan dan diancamkan kepadanya.
3. Dorongan dari dalam diri
Baca Juga : Curiga Dibohongi Pasangan? Begini Cara Mudah Mendeteksinya, Hanya Hitungan Detik
Ada beragam alasan berbohong, salah satunya adalah sifat kompulsif.
Di era modern ini, anak-anak dan orang dewasa melakukan kebohongan karena meniru atau kebiasaan.
Anak tak mungkin mengembangkan kebiasaan membohongnya, apabila lingkungannya selalu berlaku jujur dalam segala hal.
Anak juga tak mungkin melakukan kebohongan, bila lingkungannya memiliki kepribadian menghargai orang lain.
Sehingga dalam kasus ini, dorongan dari dalam dirilah yang membuat anak-anak akan melakukan kebohongan.
Mereka cenderung mencari perhatian lingkungan sekitar, dengan cara menyebar hal-hal negatif yang belum tentu kebenarannya.
Tak menutup kemungkinan, anak-anak juga tak menyadari bahwa rendahnya harga dirinya bisa berkontribusi dalam kebiasaannya berbohong.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | Medical Daily,Livestrong,parenting |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR