Berita Kesehatan: Kenali Seluk Beluk Leukemia, Penyakit Yang Menyerang Shakira Anak Denada

By Fadhila Auliya Widiaputri, Jumat, 19 Oktober 2018 | 11:04 WIB
Kenali seluk beluk leukimia atau kanker darah, penyakit yang dialami Shakira Aurum anak Denada (Instagram @denadaindonesia)

Nakita.id - Sudah lebih dari 3 bulan, Shakira Aurum, anak Denada Tambunan berjuang melawan leukimia yang dideritanya.

Sampai saat ini, Shakira masih berjuang melawan leukimia di National University Hospital of Singapore.

Kemoterapi, pengambilan sumsum tulang belakang, operasi, konsumsi obat-obatan, dan pengobatan lainnya pun telah dilakukan Shakira untuk melawan leukimia yang menyerang tubuh kecilnya.

Lantas, sebenarnya apakah leukimia itu?

Baca Juga : Tangis Denada Saat Ceritakan Anaknya Alami Leukimia di Usia 5 Tahun

Menurut penjelasan Dr. Murti Andriastuti Sp.A(K) leukimia sering pula disebut dengan kanker darah.

Dimana jenis kanker ini menyerang sel darah putih seseorang.

Seperti yang kita ketahui, ada beberapa kategori besar sel darah pada tubuh manusia, yakni sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). 

"Ketiganya itu dibentuk di sumsum tulang belakang, masing-masing punya proses sendiri.

Pada leukemia, proses pembentukan sel darah putih berlangsung tidak normal. Dia berhenti pada satu titik. 

Setelah berhenti dia tidak bisa melanjutkan jadi sel normal. Kemudian dia berkembang dengan sangat cepat memenuhi sumsum tulang belakang dan mengganggu proses pembentukan sel darah merah dan trombosit," jelasnya saat ditemui di Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia, Salemba, Kamis (11/10).

Baca Juga : Berita Kesehatan: Curatan Hati Joanna Alexandra, Rawat Anak Dengan Kelainan Genetik Langka

Baca Juga : Berita Kesehatan: Serangan Jantung Masih Teratas Penyebab Kematian, Lakukan Ini Agar Jantung Sehat

Akibat adanya pertumbuhan sel darah putih abnormal yang terjadi di sum-sum tulang belakang, proses pembentukan sel darah putih normal, sel darah merah, dan trombosit pun akan terganggu. 

Dari gangguan inilah muncul gejala-gejala leukimia, seperti:

A. Gejala kekurangan sel darah putih

- Infeksi

- Daya tahan tubuh lemah

- Demam berkepanjangan

B. Gejala kekurangan sel darah merah

- Mudah lelah

- Selalu merasa dingin

- Pusing atau sakit kepala

- Sesak nafas

- Kulit pucat

Baca Juga : Bisa Berbahaya, Jangan Abaikan 10 Gejala Sederhana Ini Ketika Terjadi Pada Anak

C. Gejala kekurangan trombosit

- Mudah memar atau lebam

- Mudah berdarah atau terluka

- Sering mimisan

- Gusi berdarah

- Nyeri di tulang atau di sendi

Murti kemudian menjelaskan pertumbuhan sel darah putih abnormal atau leukimia ini tidak hanya menyerang proses pembentukan sel darah putih normal, sel darah merah, dan trombosit saja. 

Karakter sel darah putih abnormal atau leukimia ini tidak bisa mati atau berganti seperti karakter sel darah normal lainnya. 

Sehingga sel darah putih abnormal atau leukimia ini menyebar dan menyerang bagian lain di seluruh tubuh. 

"Jadi, penderita leukemia biasanya akan memiliki gejala lainnya, seperti kelenjar getah beningnya membesar, hatinya membesar, limpanya membesar, dan lain sebagainya," ujarnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Putri Najwa Shihab Lahir Prematur Meninggal, Ini Komplikasi Bayi Prematur

Murti menyadari bahwa gejala-gejala leukemia tersebut bisa sangat samar dan bahkan pada jenis leukimia tertentu tidak terlihat. 

Baca Juga : Berita Kesehatan: Normalkah Bau Badan yang Menyengat? Begini Mengatasinya

Namun ia menegaskan, ada satu ciri khas utama gejala leukemia yaitu tubuh yang gampang mengeluarkan darah. 

"Kalau cuma pucat aja, nyeri saja, demam saja, itu masih mungkin bukan leukemia. Tapi kalau gampang berdarah itu mungkin leukemia.

Seperti anaknya Denada itu kan awalnya cuma biru-biru aja ya, tapi itu kan yang terlihat oleh orang tua.

Tapi kita sebagai dokter harus menggali apakah memang setelah biru-biru itu masih ada gejala lain yang sebenarnya tidak terlalu diperhatikan.

Selain itu, pada umumnya semua gejala leukemia itu langsung ada. Jadi tidak hanya pucat saja, nyeri tulang saja, atau demam saja," jelasnya. 

Baca Juga : Hati-hati Saat Diet, 9 Sayuran Ini Justru Menambah Berat Badan

Hingga sampai saat ini, Murti mengaku belum bisa memberikan jawaban secara pasti mengenai penyebab leukemia atau kanker darah.

Sebab penyebab tersebut bisa berasal dari diri sendiri dan dari lingkungan, seperti:

- Kelainan gen atau kromosom

- Gangguan yang diturunkan seperti sindrom Li-Fraumeni, sindrom Down, atau sindrom Klinefelter

- Masalah sistem kekebalan yang diturunkan seperti ataksia telangiektasia

- Riwayat terpapar radiasi tingkat tinggi, kemoterapi, atau bahan kimia seperti benzena (pelarut)

- Riwayat penekanan sistem kekebalan tubuh, seperti transplantasi organ

- Infeksi

- Gaya hidup

"Karena itu sulit bagi dokter untuk menentukan apa itu penyebabnya, jadi kita dan para ilmuan lebih konsentrasi bagaimana cara mendeteksi leukemia lebih dini dan akurat.

Sehingga kita bisa memberikan pengobatan yang sebaik-baiknya supaya penyakit ini bisa disembuhkan," tegas Murti.

Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Bakteri Menyerang Perut Anak Nia Ramadhani, Makanan Sehat Ini Bisa Jadi Penyebabnya!

Menurut Murti, leukemia pada umumnya sangat mungkin untuk disembuhkan bila terdeteksi sejak dini dan segera diberikan kemoterapi.

"Angka harapan hidup di Indonesia untuk leukemia limfoblastik akut itu sudah 60-70%. Di luar negeri bahkan sudah 80-90%," ungkapnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Normalkah Bau Badan yang Menyengat? Begini Mengatasinya

Perlu diketahui, ada beberapa jenis leukemia yang biasa terjadi pada anak, yakni leukemia limfoblastik akut, leukemia mieloblastik akut, dan leukemia mielositik kronik. 

Perkumpulan dokter khusus hematologi onkologi diseluruh Indonesia menemukan jenis leukimia yang paling sering terjadi pada anak Indonesia ialah jenis leukemia limfoblastik akut.

Dengan angka kejadian leukemia limfoblastik akut 80%, leukimia mieloblastik akut 15%, dan leukimia mielositik kronik 5%.

Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Saat Hamil Harus Rajin Minum Suplemen Vitamin, Jangan Percaya, Bayi Bisa Cacat!

Dr. Murti Andriastuti Sp.A(K) menjelaskan tentang seluk beluk leukimia atau kanker darah

Pada umumnya, leukemia terjadi pada anak dengan rentang usia 2-10 tahun. 

Bila di luar usia itu, barulah angka kesembuhan akan rendah karena karena telah terjadi kelainan molekuler atau kelainan-kelainan gen yang lebih sulit untuk dikemoterapi atau diobati. 

Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Julia Perez Meninggal Akibat Kanker Serviks, Ternyata KB Bisa Cegah Penyakit Mematikan Tersebut!

"Jadi biasanya kalau kurang dari 1 tahun atau lebih dari 10 tahun baru kita sebut statifikasinya risiko tinggi" ungkap Murti.

Meski begitu, ia tetap menegaskan kembali bila leukemia sangat mungkin untuk disembuhkan.

Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Sayur dan Buah Bukan Menu Utama MPASI