Tabloid-Nakita.com - Siapa yang belum merasa makan kalau belum makan nasi? Pasti ada banyak di antara kita yang mengakuinya. Namanya juga orang Indonesia, begitu kilah Mama.
Padahal, pola makan masyarakat Indonesia yang tergantung pada karbohidrat olahan yang biasa dikonsumsi pada pagi, siang, dan malam hari, ini tidak baik untuk kesehatan. Hal ini akan memicu kecanduan makan makanan tertentu, yaitu kecanduan karbohidrat khususnya nasi. Karena nasi dianggap sebagai makanan utama, akhirnya kentang dan mi instan pun dianggap sebagai kudapan saja. Bukankah kentang dan mi juga termasuk karbohidrat?
Baca: Jangan Jadikan Makanan sebagai Obat
Tidak mengherankan jika makan nasi tak hanya bikin kita merasa kenyang, tetapi juga puas dan nyaman. Sebab, menurut dr. Grace Judio-Kahl, Msc., mengonsumsi karbohidrat olahan bisa memicu produksi serotonin, hormon yang memberi perasaan menenangkan dan menyenangkan. Selain itu juga meningkatkan produksi dopamin yang memberi efek kecanduan. Hal ini sama dengan yang terjadi ketika orang mengonsumsi narkoba.
Itulah awal dari kecanduan makan nasi yang dialami 75% penderita obesitas dan 40% pemilik berat tubuh normal di Indonesia menurut data Riskesdas. Parahnya, kondisi kecanduan karbohidrat ini seringkali tidak disadari.
Baca: Awas, Kebanyakan Makan Nasi Bisa Diabetes!
"Adiksi lebih sering terjadi pada karbohidrat. Adiksi gula tidak berdiri sendiri, biasanya didampingi kelebihan asupan garam dan lemak. Sebaliknya, nggak ada orang yang kecanduan lemak saja, misalnya kecanduan minyak goreng. Biasanya ditambahi yang lain. Kalau makan bakwan, (itu karena) ada tambahan tepung, sayur, garam, lada," kata dokter yang banyak menangani pasien overweight dan obesitas ini, saat gathering bersama Jakarta Food Editor's Club dan Unilever di Crematology Coffee Roasters, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (18/10) lalu.
Mengapa konsumsi karbohidrat berlebihan tidak disarankan, karena hal itu bisa menyebabkan gula darah naik. Perlu Mama ketahui, nasi putih termasuk karbohidrat simpleks yang kadar gulanya tinggi, dan cepat diserap oleh tubuh dan karenanya cepat pula meninggalkan saluran cerna (itu sebabnya makan nasi berlebihan malah bikin cepat lapar lagi).
Baca: Aroma yang Bikin Kita Doyan Makan Nasi
"Terlalu banyak mengonsumsi gula dan tepung, membuat gula darah naiknya cepat, dan dropnya juga cepat sehingga cepat lapar lagi. Itu yang namanya sugar crash. Apalagi kalau kita makan karbohidrat saja, tanpa ayam atau telur, kita jadi makan banyak dan kenyang. Beda kalau kita makan steak saja tanpa kentang dan sayur, biasanya kita akan berhenti makan sebelum kenyang karena ada faktor eneg," jelas pendiri klinik LightHOUSE ini.
Kecanduan makan nasi memang terjadi karena kultur, di mana nasi menjadi menjadi makanan pokok di Indonesia. Meskipun begitu, tidak berarti kita tidak bisa mencegahnya. Kita bisa mengelola pola makan, agar tetap bisa makan nasi tapi tidak sampai kecanduan makan nasi.
Baca: Suka Makan Nasi tapi Tak Mau Gemuk? Ini Caranya!
"Ingat, impact-nya apa (kalau kecanduan nasi). Kemudian, saat makan nasi pastikan ada lauknya agar gula darah tidak cepat naik lalu cepat drop," pungkasnya.