Kalangan modern menjadikan perjalanan hidupnya berbasis rencana.
Termasuk dalam hal ini adalah rencana finansial, misalnya memiliki rumah yang bagus, memiliki tabungan besar, dan sebagainya.
Untuk mencapai tujuan finansial itu, banyak cara dilakukan. Bisa dengan cara menabung, menyisihkan pendapatan untuk disimpan, dan juga melakukan investasi.
Namun, pertanyaannya, bagaimana kita menjalani proses untuk mencapai tujuan keuangan tersebut?
Apakah kita menjalaninya dengan bahagia atau malah membuat tertekan?
Sejatinya, perjalanan mencapai tujuan finansial dibarengi juga dengan rasa senang dan rasa bahagia. Bukan sebaliknya. Bagaimana caranya?
Pertama, ubah kembali mind set, bahwa tujuan kemapanan finansial bukanlah tujuan akhir, melainkan tujuan antara untuk mencapai mendapatkan kebahagiaan.
Ini berarti ukuran kebahagiaan mesti di-review ulang. Jika selama ini merasa bahagia ketika bisa membeli rumah besar, mungkin prinsip seperti itu mesti dikaji kembali.
Sebab, dari sisi logika, rumah yang tersebar di mana-mana toh tidak bisa dinikmati.
Hanya bisa dicatat dan lihat dalam pembukuan aset bahwa kita memiliki beberapa rumah.
Konkretnya, jika mengacu pada survei yang dilakukan sebagaimana dipaparkan di atas, sebagian persepsi masyarakat tentang kebahagiaan bukanlah pada seberapa besar aset yang dimiliki, melainkan seberapa besar rasa bahagia memiliki aset tersebut.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Kompas.com,Familyshare,Bussines Insider |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR