Itu berarti aset dimaksud bisa dinikmati, bukan sekadar dimiliki.
Kedua, menjadikan proses mencapai tujuan keuangan sebagai hal yang menyenangkan.
Pernahkah direnungkan, apakah ketika kita bekerja mencari uang sebagai pendapatan, kita merasa bahagia atau tertekan?
Atau selalu merasa kurang terus berapa pun besarnya penghasilan yang diraih?
Jujur saja, banyak orang yang terjebak dalam ”kesulitan finansial” lebih karena pikiran dan perasaan.
Sekali lagi, untuk mendapatkan situasi senang ketika menjalani proses mencapai tujuan keuangan, sebenarnya yang paling mendasar adalah mengubah paradigma, bahwa apa pun yang dilakukan untuk meraih tujuan finansial mesti dilakukan dengan senang.
Jadi, kuncinya ada pada pemikiran kita masing-masing.
Ketiga, memilih kegiatan finansial, khususnya investasi yang berbasis pada karakteristik pribadi.
Banyak contoh orang stres karena urusan utang ataupun tertekan karena gagal berinvestasi.
Kenapa demikian? Karena melakukan proses keuangan dan investasi dengan cara keliru. Kita tergolong orang yang karakteristiknya risk avoider.
Tipikal khawatir secara terus-menerus. Atau ada juga yang malah masuk golongan paranoid.
Namun, ingin berinvestasi di pasar modal, khususnya saham.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Kompas.com,Familyshare,Bussines Insider |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR