Nakita.id - Pemalu, pendiam, atau takut? Itulah yang terjadi ketika anak mendadak jadi pasif di sekolah, padahal di rumah tergolong bawel.
Baca Juga : Sering Tak Disadari, Berikut Gejala Gangguan Kecemasan pada Anak
Ketika guru memberikan pertanyaan, ia tidak menjawab pertanyaan gurunya. Tampaknya Si Kecil juga tidak memerhatikan pelajaran dengan baik.
Kadang-kadang dia bahkan berpaling dari guru ketika diajak berbicara. Tidak heran teman-temannya menganggap Si Kecil sangat pendiam/pemalu.
Hal ini membuat Moms bingung karena Si Kecil sangat aktif di rumah alias jago kandang.
Kondisi tersebut dalam istilah medis disebut Selective Mutism atau mutisme selektif (bisu selektif/bisu berpilih), dari kata mute, alias diam, bisu, atau gagu.
Baca Juga : Ini Dia 7 Jenis Sumber Kebahagiaan, Mana yang Sering Dirasakan?
Dikutip dari selectivemutismcenter.org, bisu selektif adalah gangguan kecemasan masa kanak-kanak, ditandai ketidakmampuan anak untuk berbicara dan berkomunikasi secara efektif dalam situasi sosial tertentu, seperti di sekolah.
Sebaliknya, anak-anak ini dapat berbicara dan berkomunikasi dalam situasi di mana mereka merasa nyaman, aman, dan santai. Contohnya di rumah.
Lebih dari 90% anak-anak dengan selective mutism juga memiliki fobia sosial atau kecemasan sosial.
Gangguan ini cukup melemahkan dan menyakitkan bagi anak.
Anak-anak dan remaja dengan selective mutism memiliki ketakutan jika harus berbicara dan berinteraksi sosial di lingkungan yang mengharapkan mereka untuk berbicara dan berkomunikasi, padahal mereka tidak menyukai situasinya.
Akibatnya, banyak anak dengan bisu selektif mengalami kesulitan dalam merespons atau memulai komunikasi secara nonverbal.
Baca Juga : Alami Kecemasan dan Depresi? Ini 7 Makanan yang Harus Dihindari
Ini karena tidak semua anak memanifestasikan kecemasan mereka dengan cara yang sama.
Beberapa mungkin benar-benar bisu dan tidak dapat berbicara atau berkomunikasi dengan siapa pun dalam lingkungan sosial tersebut, yang lain mungkin dapat berbicara dengan beberapa orang tertentu atau mungkin berbicara dengan cara berbisik.
Baca Juga : 6 Tanda Nyeri Menstruasi Tidak Normal, Bisa Jadi Gejala Penyakit
Beberapa anak mungkin berdiri tidak bergerak dengan rasa takut, karena mereka dihadapkan dengan situasi sosial yang tidak mereka harapkan.
Mereka mungkin membeku, tanpa ekspresi, tanpa emosi dan mungkin terisolasi secara sosial.
Anak-anak yang kurang terpengaruh dapat terlihat rileks dan riang, dan mampu bersosialisasi dengan satu atau beberapa anak, tetapi tidak dapat berbicara dan berkomunikasi secara efektif dengan guru atau sebagian besar / semua teman sebaya.
Ketika dibandingkan dengan anak-anak yang biasanya pemalu, kebanyakan anak-anak dengan bisu selektif berada di ujung spektrum yang ekstrem karena sifat pemalu.
Baca Juga : Studi: Stres Saat Masa Kecil Memicu Percepatan Kematangan Otak Saat Remaja
Gangguan ini harus dianggap serius karena memengaruhi perkembangan anak-anak, terutama yang menyangkut harga diri, keterlambatan bicara, masalah penguasaan bahasa, atau masalah pendengaran.
Baca Juga : 5 Cara Mudah dan Menyenangkan Untuk Mengajarkan Si Kecil Bicara
“Gangguan bisu selektif biasanya muncul antara usia dua dan lima tahun meskipun gejalanya mungkin tidak jelas sampai anak memasuki usia sekolah, yaitu saat anak diharapkan berbicara jelas,” kata Dr Natasha Riard, psikolog Departemen Perkembangan Anak di KK Women’s and Children’s Hospital, dikutip dari Tabloid Nakita (4/5/17).
Mungkinkah bisu selektif hanya karena suasana hati anak lambat berubah? Tidak juga, kata Dr Riard.
Gangguan bisu selektif lebih dari sekadar dipicu rasa malu atau suasana hati yang lambat berubah.
Sifat bisu selektif juga bisa diturunkan dalam keluarga. Sejumlah besar anak dengan gangguan bisu selektif memiliki kecenderungan genetik gangguan kecemasan.
Untuk membantu anak melewati ketakutannya, libatkan dalam perencanaan kegiatannya sehari-hari.
Baca Juga : Sakit Punggung Dapat Memengaruhi Kesehatan Mental Remaja, Ini Faktanya
Biarkan anak merencanakan jadwal hari itu, karena jika ia tahu apa yang akan terjadi dan direncanakannya, ia tidak akan panik.
Yang terpenting, ciptakan suasana yang santai tanpa ada tekanan untuk berbicara, namun tidak terlalu melindungi anak.
“Jika seorang anak tidak dapat berkomunikasi karena pilihan atau keinginannya, ia akan belajar konsekuensi jika keinginannya tidak terpenuhi,” kata Dr. Riard.
Dr. Sanveen Kang-Sadhnani, Kepala Psikolog Klinis dari Thomson Pediatric Centre di London, berbagi tips untuk membantu anak-anak yang jago kandang seperti ini:
Baca Juga : Payudaranya Sempat Bengkak dan Nyeri, Sharena Delon Berikan Cara Mudah Mengatasinya!
- Pastikan semua orang dewasa di sekitarnya dan mereka yang terlibat menyadari kesulitan anak.
- Kurangi tingkat kecemasan anak dengan tidak memaksa anak untuk berbicara.
- Sekolahkan anak di kelas umum dengan tingkat heterogen yang tinggi.
- Izinkan anak berkomunikasi dengan cara lain, seperti melalui gerakan atau pesan tertulis.
Baca Juga : Obat Batuk Alami untuk Anak, Cukup Gunakan Bahan-bahan Dapur
- Libatkan anak dalam kegiatan rutin yang konsisten.
- Biarkan dia memiliki seseorang atau beberapa teman yang sama untuk pekerjaan kelas.
- Libatkan anak dalam kegiatan yang tidak memerlukan berbicara, seperti membaca dalam hati, menulis, permainan papan, dan lainnya.(*)
Source | : | nakita,selectivemutismcenter.org |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR