Nakita.id - Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 30,8% balita di Indonesia mengalami stunting.
Angka tersebut cukup tinggi karena di atas batas toleransi suatu negara, yaitu 20%.
Pada akhir 2019, pemerintah menargetkan prevalensi stunting berkurang menjadi 28%.
Stunting adalah kondisi dimana tubuh gagal bertumbuh pada anak balita, akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
Baca Juga : Kematian Pratyusha Banerjee 'Anandhi' Masih Jadi Misteri, Terbukti Aborsi Sebelum Bunuh Diri
Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini akan memengaruhi pertumbuhannya hingga Si Kecil dewasa nanti.
Tidak hanya pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan otaknya.
Anak stunting kemampuan kognitifnya menjadi lemah, mudah lelah dan tidak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR