Nakita.id - Kesehatan merupakan salah satu hal yang wajib diperhatikan dalam kehidupan, termasuk dalam tumbuh kembang buah hati.
Pasalnya, jika Si Kecil mengalami gangguan kesehatan dalam usia pertumbuhan hal itu dapat berpengaruh pada kegagalan tumbuh kembang.
Menurut dr. Kirana Pritasari, MQIH, Ditektur Jendral Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, derajat kesehatan seseorang dibentuk oleh beberapa faktor.
"Dibentuk oleh 30% faktor perilaku, 40% faktor lingkungan, fisik, kimia, biologi, sosial budaya, 20% dibentuk oleh pelayanan kesehatan dan 10% dibentuk oleh faktor genetika atau keturunan," ujarnya dalam Seminar Strategi Multi Sektor Penanganan Stunting.
BACA JUGA: Masalah Anak Stunting Wajib Diatasi Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat
Melihat kesehatan anak Indonesia, nyatanya anak Indonesia masih berisiko mengalami stunting atau tubuh pendek akibat gagal dalam tumbuh kembang.
"Angka prematur dan bayi yang kurang beratnya yakni ada 10,2% artinya dari 5 juta bayi ada 500.000 bayi yang lahir di bawah berat 2,5 kilogram. Hal ini membuat bayi berpotensi mengalami stunting," jelas Kirana.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 tercatat sebanyak 9 juta anak atau 37,2% anak Indonesia mengalami stunting yang terjadi di beberapa kelompok masyarakat sosial ekonomi di Indonesia.
"Tapi prevalensi stunting itu turun pada tahun 2016 yaitu menjadi 33,6%," imbuh Kirana pada Selasa (13/8/2018).
BACA JUGA: Lee Jeong Hoon Protes Karena Anak Perempuannya Sering Disebut Ganteng
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR