Nakita.id - Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 30,8% balita di Indonesia mengalami stunting.
Angka tersebut cukup tinggi karena di atas batas toleransi suatu negara, yaitu 20%.
Pada akhir 2019, pemerintah menargetkan prevalensi stunting berkurang menjadi 28%.
Stunting adalah kondisi dimana tubuh gagal bertumbuh pada anak balita, akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
Baca Juga : Kematian Pratyusha Banerjee 'Anandhi' Masih Jadi Misteri, Terbukti Aborsi Sebelum Bunuh Diri
Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini akan memengaruhi pertumbuhannya hingga Si Kecil dewasa nanti.
Tidak hanya pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan otaknya.
Anak stunting kemampuan kognitifnya menjadi lemah, mudah lelah dan tidak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
Selain itu, stunting berisiko lebih tinggi terserang penyakit infeksi, dan berisiko terjangkit berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan lain-lain ketika ia dewasa nanti.
Berangkat dari hal ini, Satrijo Tanudjojo selaku CEO Global Tanoto Foundation menjelaskan, "Tanoto Foundation berkomitmen untuk membangun Indonesia melalui tiga pilar.
Yaitu menciptakan lingkungan pembelajaran berkualitas mulai dari anak usia dini hingga usia produktif, mengembangkan pemimpin masa depan, serta mendukung riset dan ilmu pengetahuan medis," dalam siaran pers 'Tanoto Foundation Dukung Pemerintah Cegah Stunting di Indonesia'.
Ia menambahkan, upaya untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang berkualitas, salah satunya mendukung pengembangan dan pendidikan anak usia dini.
Melalui kegiatan ini, Tanoto Foundation yang difasilitasi KSP dan TNP2K menjalin kemitraan dengan empat Organisasi Masyarakt Sipil (CSO): Save The Children, Indonesia Heritage Foundation, Kopernik, dan Lazismu.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Perjuangan Shahnaz Haque Melawan Kanker Ovarium, Salut!
Keempat organisasi ini akan menjadi mitra lapangan yang menjalankan program pencegahan stunting di masyarakat hingga ke tingkat posyandu.
Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko , S.IP., Kepala Staf Kepresidenan RI menambahkan, "Pelatihan Duta Cegah Stunting ini merupakan kegiatan awal yang akan menjadi percontohan upaya pencegahan dan penurunan angka stunting melalui kemitraan antara Pemerintah, Dunia Usaha dan CSO/masyarakat.
Kami berharap, kegiatan ini disebarkan ke banyak desa dan kabupaten lain yang memerlukan dukungan.
Baca Juga : Pernikahan Extravaganza Konglomerat Rusia, Habiskan Biaya Rp 13 Triliun, Detail Mewahnya Buat Iri
Mudah-mudahan kemitraan ini juga tidak berhenti di empat CSO ini saja, tetapi lebih banyak partisipasi dari organisasi masyarakat lainnya.
Dengan kemitraan multi-pihak ini, kita berharap bisa berkontribusi dalam upaya penurunan stunting di Indonesia."
Yuk Moms, cegah stunting dengan memerhatikan tumbuh kembang Si Kecil pada 1000 hari pertama kehidupannya.
(Penulis: Rizqa Widiasti/Nakita.id)
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR