Melansir dari Kompas.com, Mariana Amirudin, Ketua Sub Komisi Partisipasi Masyarakat 2016 lalu menyebut hal yang cukup mengejutkan, antara “kedekatan” perempuan dengan pelecehan seksual.
“Selama dia perempuan, dia akan mengalami pelecehan seksual,” ujarnya kepada Kompas.com saat ditemui di Komnas Perempuan di Jakarta, Kamis (21/7).
Selama orang tersebut adalah seorang perempuan, maka dia akan rentan untuk mengalami pelecehan seksual, ungkap Mariana.
Untuk mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual, Marianan pun memberikan beberapa tip bagi wanita.
“Terkadang kita mempelajari karakter dari pelaku. Rata-rata mereka mengincar orang-orang yang lemah,” jelasnya.
Melihat hal seperti ini, sebaiknya perempuan memiliki rasa percaya diri dan juga tahu apa yang ingin mereka lakukan.
Sebab, jika wanita menunjukkan bahwa dirinya tidak takut dengan keadaan, maka pelaku pun tidak akan berani untuk menjadikan perempuan tersebut sebagai target.
“Wanita yang kuat tidak mungkin menjadi sasaran pelaku,” tutupnya.
Lalu, mengapa antara perempuan dan pelecehan seksual memiliki hubungan “kedekatan”.
Melalui adanya kasus pada 2011 silam, Nursyahbani Katjasungkana yang saat itu menjabat sebagai Koordinator Nasional Federasi Lembaga Bantuan Hukum APIK Indonesia memberi tanggapan.
Nursyahbani menyatakan bahwa pelecehan seksual yang terjadi merupakan bukti adanya pembiaran pemerintah terhadap warganya, khususnya perempuan.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | Kompas.com,BBC,Women's Weekly |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR