Nakita.id - Dysfunctional Family (DF) atau disfungsi keluarga mengartikan sesuatu yang gagal berfungsi dengan benar atau tidak dapat menyelesaikan fungsinya, melalui perilaku negatif seperti pelecehan, apatis, kelalaian, atau kurangnya dukungan emosional.
Keluarga dengan DF biasanya menunjukkan ketidakharmonisan atau ketegangan antara orangtua dan anak.
Berikut adalah beberapa penyebab disfungsi dalam keluarga:
Baca Juga : Inilah Dampak Psikis Anak Bila Hidup di Dalam Disfungsi Keluarga
1. Kecanduan
Ketika salah satu atau kedua orangtua dalam keluarga memiliki kecanduan narkoba, alkohol, atau judi, mereka tidak peduli dengan tanggung jawab mereka, termasuk tanggung jawab terhadap keluarga mereka.
Bagi orang dengan kecanduan, hubungan dan cinta untuk anak-anak mereka tidak masalah.
Mereka tampaknya berada di dunia yang terpisah, jauh dari kenyataan.
Baca Juga : Alternatif Pengganti Susu Sapi Bagi Si Kecil yang Alergi
2. Perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan dari satu atau lebih anggota keluarga memecah pondasi keluarga itu.
Yang lain hidup dalam ketakutan akan terluka secara fisik dan emosional, dengan demikian menjaga jarak satu sama lain.
Kurangnya interaksi menciptakan jarak di antara mereka.
Baca Juga : Tak Terduga! Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Rutin Minum Jus Apel
Baca Juga : Mengenal Perbedaan Sperma dan Air Mani, Sering Salah Kaprah!
3. Situasi keuangan
Uang adalah salah satu syarat terpenting untuk memiliki keluarga yang bahagia.
Dalam skenario di mana orangtua berhenti bekerja atau tidak dapat memenuhi persyaratan keuangan keluarga, itu mengarah ke keretakan dan membuat keluarga disfungsional.
4. Otoritas
Dorongan seseorang untuk memiliki kendali atas anggota keluarga melemahkan suasana di rumah.
Mereka mungkin melepaskan tirani (kekuasaan yang sewenang-wenang) dan yang lain tidak memiliki pilihan selain melakukan apa yang dikatakan orang itu kepada mereka.
Perilaku semacam itu membatasi kebebasan mereka dan membuat para anggota keluarga tidak menyukai satu sama lain.
Baca Juga : Seberapa Sering Berhubungan Seksual Agar Berhasil Hamil? Ini Jawabannya!
5. Fundamentalisme agama
Ketika orangtua memiliki keyakinan agama yang kuat, mereka mungkin mengembangkan kekakuan, sehingga menegakkan keyakinan mereka pada anak-anak.
Tindakan semacam itu membatasi lingkungan di rumah bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi individu normal.
Alasan dan keadaan di balik disfungsi bervariasi dari satu keluarga ke yang lain.
Dan setiap situasi mungkin memiliki beragam efek pada anak.
Baca Juga : Pastikan Lakukan 4 Hal Ini Agar Skincare Bekerja Lebih Maksimal di Kulit!
Penyebab diatas tentu dapat memengaruhi hubungan antara orangtua dan anak-anaknya.
Anak yang hidup dalam lingkungan disfungsi keluarga dapat memiliki karakter yang lebih pesimis, dan harga diri yang rendah.
Bahkan beberapa anak mengembangkan perilaku negatif pada orang lain, seperti yang dilakukan orangtuanya.
Yang perlu dilakukan untuk mengatasi disfungsi keluarga ialah, mencari bantuan, mengekspresikan diri, belajar bertanggung jawab, percaya pada orang lain dan mencoba memperbaiki hubungan dengan keluarga.
Baca Juga : Pertolongan Pertama 5 Cedera yang Sering Dialami Anak, Catat!
Keluarga disfungsional secara emosional tidak stabil, dan dengan demikian mempengaruhi semua orang di rumah, utamanya anak-anak.
Jika seseorang ingin membangun ikatan cinta, kepercayaan, dan kejujuran yang kuat dalam keluarga, ambillah tanggung jawab, buat langkah pertama, dan siap menghadapi kesulitan.
Ketika yang lain melihat upaya yang dilakukan, mereka mungkin menyadari kesalahan mereka dan mendukung untuk melakukan perubahan.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | momjunction |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR