Akan tetapi, dalam hal memaafkan pasangan berselingkuh, perempuan lebih lapang dada dibandingkan pria.
Menurut penelitian tahun 2017 terhadap lebih dari 1.200 orang, sebanyak 60% perempuan yang sudah menikah mengaku memaafkan pasangannya yang berselingkuh.
Sedangkan untuk pria hanya sebanyak 38% yang memaafkan kecurangan pasangan.
Mengapa hal ini terjadi? Para peneliti mengungkapkan bahwa perempuan memaafkan pasangannya yang berselingkuh karena dirinya yakin bisa mengubah pasangannya ke arah lebih baik.
Sedangkan pria yang bisa mengubah pasangannya hanya sebanyak 20%.
Menurut Metro UK, "pada dasarnya, pria menganggap bahwa pepatah 'sekali menipu, selalu menipu' adalah benar, sementara perempuan lebih cenderung mengabaikan kecurangan sebagai hal yang bisa diperbaiki secara bersama-sama."
Meski perselingkuhan sangat menyakitkan bagi korbannya, nyatanya hanya 3 dari 10 pernikahan yang berakhir cerai akibat perselingkuhan.
Perselingkuhan tidak lagi menjadi syarat utama berakhirnya rumah tangga.
Publik figure yang memaafkan perselingkuhan suaminya
Perselingkuhan yang dilakukan pasangan tentunya sangat menyakiti hati perempuan yang cenderung sensitif dan lembut.
Namun, di balik kelembutannya terdapat sisi kuat setegar karang untuk mempertahankan rumah tangga.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | YouTube,telegraph,Pulse.ng,coupletherapyinc.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR