Nakita.id.- Sebab, pada saat inilah prasekolah mencoba unjuk diri, “Ini lo aku”. Ia juga merasa sudah mampu dan merasa bisa menawar ini-itu, plus berkata “tidak”. Jadilah kita terkaget-kaget dengan perubahan perilaku anak. Yang tadinya manis, nurut, kok jadi susah dikasih tahu dan membantah.
Terkadang permintaannya juga bikin bete. “Ibu cariin boneka aku!” atau “Ibu duduk di sini dong, aku yang di situ.”Nah, ini ternyata terkait dengan semakin meningkatnya kemampuan berbahasa anak.
Baca juga: Si Prasekolah Suka Mengancam
Lantaran itu ia tak hanya pandai minta ini-itu tapi juga “bersilat lidah” dan bisa secara ekspresif mengungkapkan apa yang dirasakan. Tak heran, perilaku marah-marah, kesal terasa lebih “bermakna” begitu si kecil di usia prasekolah.
Menurut Anindita Subawa, S.Psi , berita baiknya, dengan kemampuan berbahasanya yang makin meningkatnya baiknya, kita jadi lebih mudah memahami apa kemauan anak, apa yang ia suka dan tidak suka. Yang kurang menyenangkan ya itu tadi, kita harus menghadapi si kecil yang menuntut ini-itu dan harus segera dipenuhi.
Baca juga: 5 Masalah Perilaku Anak Balita Yang Umum Terjadi
Agar tak selalu timbul gesekan dengan si prasekolah, ada baiknya kita mengetahui apa saja karakteristik si prasekolah.
Egoisme, si prasekolah percaya betul bahwa ia adalah “pusat dunia”. Tak heran, ia selalu ingin kemauannya dituruti.
Kemandirian, mereka biasanya punya keinginan untuk mandiri; berpakaian sendiri dan ingin membantu mengerjakan pekerjaan ruamh tangga. Meski sedikit repot dan berantakan, tetapi cobalah fasilitasi keinginannya untuk mandiri. Biarkan anak menangani sendiri hal yang ia anggap bisa dikerjakan sendiri.
Kreativitas, dalam benaknya beragam imajinasi mulai muncul, kadang terdengar ajaib, tetapi sepert itulah imajinasinya berjalan.
Kata mengapa terus meluncur dari bibir si kecil, ia sedang mencoba mempelajari semua hal yang ia lihat. Jelaskan perlahan, buat ia mengerti dengan cara sederhana.
Menjadi teman yang baik, anak sedang belajar menjadi teman main yang menyenangkan bagi teman seusianya. Berilah ia kesempatan untuk bersosialisasi di PAUD/TK, daycare, atau play date.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR