"Saya berumur 12 tahun ketika saya menikah dengan seorang pria berusia 35 tahun. Mereka mengatakan bahwa pria itu akan menjaga saya, saudara saya, dan ibu saya, karena tingkat kemiskinan."
"Saya menangis karena saya terlalu muda untuk menikah," lanjutnya.
"Aku tidak mau, aku tidak mengerti arti perkawinan, aku dipenuhi rasa takut," sambung perempuan itu.
Namun, Gloria sadar kehidupan keluarganya cukup memprihatinkan, hingga akhirnya gadis kecil ini setuju.
Alih-alih mendapat mas kawin yang dapat menghidupi keluarga Gloria, sang suami justru hanya memberi satu ekor kambing.
Dalam peran barunya sebagai seorang istri, Gloria harus berhenti sekolah, mencari pekerjaan untuk mendukung keuangan suaminya dan ia juga harus mengurus sang suami.
Kehilangan terbesar bagi Gloria adalah kebebasannya.
"Ketika saya tinggal dengan ibu saya bebas melakukan apa yang ingin saya lakukan," lanjutnya.
"Sekarang di rumah saya dibawa, saya tidak bebas. Saya takut karena dia tidak memperbolehkanku untuk melakukan apa saja, dan hanya dia yang memutuskan apa yang harus dilakukan."
Source | : | Kompas.com,nakita.id,Global Citizen |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR