Nakita.id - Seorang ayah berhasil membuat transformasi luar biasa setelah menghilangkan seluruh lemak perutnya yang seberat 159 kilogram.
Zach Moore, 36, bahkan telah merekam video 'selamat tinggal' kepada anak laki-lakinya yang berusia delapan tahun Zach Jr, karena dirinya yakin bahwa bobot tubuhnya akan segera membunuhnya.
Zach, dari Pierson di Florida, AS yakin bahwa ini adalah Natal terakhirnya bersama keluarga, maka ia membuat kenang-kenangan indah untuk anaknya.
"Aku benar-benar merasa hidupku akan segera berakhir. Aku tahu itu sudah dekat. Ini bukan perasaan yang baik karena mengetahui bahwa yang tersisa dan bisa kita tawarkan kepada keluarga adalah kenangan,” ucap Zach.
Dengan berat tubuh 227 kilogram dan terserang obesitas, ia yakin bahwa hidupnya tak akan bertahan lama.
Namun setelah dirawat di rumah sakit karena keracunan makanan pada tahun 2013, Zach menyadari bahwa ia harus mengubah hidupnya dan menjaga kesehatannya demi anak dan istrinya, Amber, 30.
Jadi Zach mulai berhenti merokok, berhenti mengonsumsi minuman bersoda, memotong asupan gula dan mencari tindakan operasi penurunan berat badan.
Dari pola hidup ini, ia berhasil menghilangkan sejumlah berat badan secara pesat hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, setelah berjalan 10.000 langkah sehari.
Tapi, penurunan berat badannya yang ekstrem membuat kulit tubuhnya tampak tak elastis, sehingga bergelambir dan tampak mengerikan di sekujur tubuhnya yang membuatnya terkena infeksi dan kesulitan bergerak.
Baca juga : 6 Cara Membantu Balita Melawan Obesitas
Sejak saat itu, Zach melakukan operasi sebanyak sepuluh kali untuk mengangkat kulit berlebih.
Dulu, Zach adalah pemakan yang berlebihan, mengonsumsi junk food apa pun sekaligus minum setidaknya dua liter kola setiap hari.
Setelah peristiwa keracunan makanan yang membuatnya harus dirawat inap, ia telah kehilangan berat badan sebanyak 50 kilogram dalam 100 hari.
Setelah sembuh, ia kembali memperbaiki kondisi kesehatannya dan mengumpulkan keberanian untuk mencari operasi penurunan berat badan tiga tahun yang lalu.
Zach menuturkan, "Saya mengalami masalah berjalan, bernapas dan bepergian setiap hari, saya telah kehilangan semua hasrat seksual saya dan hanya menderita dalam hidup.”
Baca juga : Bahaya Obesitas Terhadap Pinggul Anak
"Saya juga memiliki masalah saat tidur dan harus menggunakan banyak obat untuk masalah kesehatan bersamaan dengan banyak kunjungan ke dokter,” tambahnya.
Dengan perlahan, Zach mulai kembali membangun massa otot di tubuh bagian atas, area inti, punggung dan kaki.
Ia juga menderita beberapa luka akibat penggunaan kursi roda dan kruk, ditambah tidak menjadi aktif secara fisik, yang telah menyebabkan atrofi otot yang serius.
"Hal yang paling aneh adalah betapa bangganya saya, saya tidak pernah menyangka diri saya sendiri menjadi sangat obesitas hingga sehat, kebanyakan orang terkejut dengan penampilan saya dan tidak tahu bahwa saya dulu gemuk,” ungkap Zach.
Namun, terlepas dari semua kerja keras dan kemajuannya, Zach merasa sangat terbebani oleh kelebihan kulitnya.
Ia kemudian menjalankan proses operasi bedah berjenis 'ekstrem' yang dikenal sebagai feur de lis, yang diperuntukkan bagi orang-orang yang telah kehilangan berat badan yang ekstrem.
Ini adalah operasi rumit yang memerlukan dua sayatan vertikal dan horizontal, untuk menyingkirkan kelebihan kulit dan lemak.
Zach juga telah menjalani operasi untuk perbaikan otot, mengangkat pantat, pengurangan payudara dengan rekonstruksi puting susu, revisi pusar perut dan banyak lagi.
Baca juga : Banyak Orangtua Tak Sadar Anaknya Obesitas
Ia masih berharap bisa menjalani operasi pengangkatan kulit paha dan lengan atas di masa depan.
"Saya telah melewati satu tahap operasi, berkat fase penghilangan kulit, saya tidak akan mengalami ruam atau gatal selama 40 sampai 50 tahun ke depan," jelasnya.
Zach mengatakan, penurunan berat badan dan operasi telah mengubah hidupnya.
"Ada banyak hal sederhana yang dapat saya lakukan sekarang, yang tidak dapat saya lakukan saat mengalami obesitas," katanya.
"Hal-hal seperti mengendarai mobil, duduk dengan nyaman di kursi pesawat, berjalan melalui pasar tanpa berhenti untuk menarik napas, melakukan kunjungan lapangan dengan kelas anak-anak saya, dan membuat rencana dengan teman-teman dan tidak harus membatalkannya.”
Dirinya juga mengaku mampu melakukan lebih banyak hal berani, seperti berlari sejauh 5k, pergi ke gym, dan menuju ke pantai dan taman hiburan bersama keluarga karena merasa jauh lebih percaya diri. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR