Pada 5.000 kelahiran bayi yang diteliti, 50 persen perempuan melihat adanya penurunan pergerakan bayi secara bertahap dalam beberapa hari sebelum kematian bayi tersebut, menurut American Pregnancy Association.
Hasil jumlah tendangan bayi yang menurun sejatinya dapat segera diintervensi medis, namun sayangnya kelahiran mati tidak selalu bisa dihindari.
3# Akrab dengan gerakan
Saat bayi pertama kali mulai ’menendang’ Ibu, kemungkinan besar ia akan sering melakukan hal yang sama setiap saat.
Dan seiring berjalannya waktu, bayi pun menjadi sangat akrab dengan gerakan dan tendangan, sehingga bisa jadi ia tidak lagi memperlihatkannya pada Ibu seperti saat sebelumnya.
Agar ibu tak buru-buru menyimpulkan bayi berhenti aktif, petugas medis akan melakukan serangkaian tes non-stres janin untuk memberi lebih banyak bukti bahwa bayi dalam keadaan baik-baik saja.
Selama tes, petugas medis akan melihat monitor yang menunjukkan aktivitas gerakan bayi dalam perut ibu dan perangkat yang mampu mendengarkan detak jantung bayi, Doppler.
Baca juga : Gerakan Janin Yang Menakjubkan
4# Intrauterine Growth Restriction (IUGR) atau pertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambat, atau IUGR, terjadi saat ukuran bayi lebih kecil dari biasanya selama kehamilan. FamilyDoctor.org mengemukakan, banyak hal yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin, termasuk penyakit ibu, penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang dan deformitas (pertumbuhan abnormal bawaan pada tulang) plasenta.
Bayi yang ukurannya kecil untuk usia kehamilan normal bisa bergerak sesering bayi yang berukuran normal, tapi ibu akan lebih sulit untuk merasakan gerakannya. Pada kehamilan pertama, gerakan tersebut bisa dirasakan beberapa saat setelah minggu ke-18.
Sementara, kurun waktu 23 minggu kehamilan terbukti masih cukup dini, sehingga ibu dari bayi yang lebih kecil ukurannya akan sulit merasakan tendangan calon buah hati mereka.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR