Namun, jika anak terus menerus mengulur waktu dan tak juga menceritakan kejadian yang ia alami, hingga sering bermimpi buruk, maka sebaiknya Ibu segera membujuknya untuk menceritakan semuanya.
4# Kenali perasaannya. Jika mimpi buruk atau perilaku regresif terjadi, jangan buru-buru menilai anak. Sebaliknya, tunggu hingga mereka mampu menggambarkan apa yang mereka alami dengan "kata perasaan" (misalnya, "sedih" atau "takut"), atau arahkan ke diagram wajah yang menggambarkan emosi yang berbeda untuk membantu mereka mengartikulasikan apa yang sedang terjadi.
"Mengetahui bagaimana perasaan mereka dan berbagi dengan orangtuanya bisa menenangkan mereka," saran Fry.
5# Bicarakan seputar keamanan. "Bicarakan hal konkret untuk membangun kembali perasaan adanya kontrol," kata Fry. Jelaskan mengapa anak perlu menggunakan sabun pengaman di mobil atau jangan bermain di dekat kolam, dan sebagainya.
Tapi coba juga menghindari janji-janji yang belum bisa Ibu tepati secara pasti, misalnya saat Ibu tidak dapat menjamin bahwa keadaan darurat tidak akan pernah terjadi lagi.
Baca juga : Anak Chelsea Olivia Sempat Trauma dengan Sang Ibu Bahkan Sampai Tak Mau Menyusu, Ini Sebabnya
6# Mencari pertolongan. "Jika setelah empat minggu, mimpi buruk atau perilaku buruk atau ledakan berlanjut, beberapa bantuan lain mungkin diperlukan," kata Ferrari.
jika Ibu melihat perubahan dalam kebiasaan tidur atau makan anak yang tak kunjung normal, ada baiknya segera buat jadwal kunjungan ke psikolog anak. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR