Menurut Ella, dampak jangka pendek trauma labelling adalah anak sulit menurut.
Sedangkan dari sisi emosional, anak menjadi sulit mengelola emosi dirinya.
"Mungkin dia jadi seorang anak yang meledak-ledak, sulit untuk diatur, mudah marah, mudah terpicu," jelas Ella.
Atau justru sebaliknya, anak menjadi sangat menarik diri dari lingkungan.
Sikap yang ditunjukkan seperti kurang percaya diri dalam kegiatan sehari-hari, karena anak merasa tidak yakin pada dirinya.
Sementara dampak jangka panjang pada trauma labelling ini adalah mempengaruhi konsep diri.
Dampak jangka panjang labelling pada anak juga mempengaruhi kesehatan mental.
"Kalau kita bicara tentang kesehatan mental adalah adanya balance atau keseimbangan kondisi psikologis seseorang. Ketika itu terjadi artinya anak memiliki kesehatan mental yang baik.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Percaya Kata-kata Adalah Doa, Jadi Alasan Soraya Larasati Hindari Labelling Pada Anak
Ketika seorang anak memiliki kondisi trauma akibat labelling yang diberikan oleh orangtua atau pun sekitarnya, tentu anak berada dalam situasi kesehatan mental yang kurang stabil," kata Ella.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR