American Heart Association menjelaskan bahwa ketika di bawah stres berat, terkadang sebagian jantung akan membesar sementara dan tidak dapat memompa darah dengan baik.
Sementara fungsi bagian jantung lainnya bekerja dengan sangat baik, bahkan bisa berkontraksi dengan sangat kuat.
Baca Juga : Penasaran Kenapa Kita Tutup Mata Saat Berciuman? Ini Penjelasannya!
Kondisi ini bisa menyebabkan gagal otot jantung jangka pendek yang parah.
Teknisnya, kondisi ini disebut sebagai kardiomiopati induksi stres, namun labih sering disebut sebagai “sindrom patah hati”.
Kabar baiknya, sindrom patah hati termasuk kondisi medis yang sangat jarang, tapi mudah untuk diobati.
Sebuah studi di jepang tahun 2014 memperkirakan hanya ada sebesar 2 persen kasus sindrom patah hati di dunia yang diikuti oleh masalah koroner akut.
Namun, studi yang sama menemukan ahwa sindrom patah hati lebih cenderung memengaruhi wanita, dengan laporan kasus mencapai 80 persen hingga saat penelitian dilakukan.
Source | : | elle.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR