"Hanya baru-baru ini penelitian mulai muncul yang menunjukkan bahwa cahaya tampak juga berpotensi merusak kulit, berkontribusi pada kemerahan, kerutan, dan hiperpigmentasi," kata dokter Adams.
Dalam sebuah penelitian pada 2017, sinar biru, yang paling mirip dengan UVA dalam hal panjang gelombang, ditemukan menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS) di kulit.
Baca Juga : Jangan Dulu Dibuang, 4 Kulit Buah Ini Bisa Bikin Kulit Wajah Lebih Glowing dan Sehat
Sedangkan dalam penelitian pada 2012, cahaya tampak (termasuk sinar biru) ditemukan menghasilkan ROS serta meningkatkan enzim tertentu yang menurunkan kolagen dan berkontribusi pada kerutan di kulit.
Meskipun demikian, sinar biru pada kedua penelitian tersebut tidak cukup signifikan dapat menyebabkan kerusakan pada kulit.
Di lain sisi, beberapa peneliti percaya bahwa sinar biru dapat menyebabkan kerusakan pada kulit.
Nichola Weir, seorang ahli kecantikan holistik mengatakan, pasiennya menggunakan gawai secara berlebihan sehingga menyebabkan stres dan sulit tidur.
Sinar biru pada gawai mengganggu tidur dan tidur sangat penting untuk kesehatan kulit.
Dokter Adams setuju bahwa kurang tidur dapat menjadi pemicu utama pada tubuh dan kulit.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Mind Body Green |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR