Pemikiran seperti ini membuat anak laki-laki berpikir bahwa apa yang disebut "emosi yang lebih lembut" ini milik anak perempuan dan bagi mereka, hanya emosi tertentu yang boleh atau dapat diterima.
3. "Hal ini hanya untuk perempuan"
Seringkali terjadi ketimpangan, ketika anak perempuan berpakaian tomboy seperti laki-laki, memotong rambut seperti laki-laki, dan bermain dengan laki-laki, mereka masih diterima oleh lingkungannya.
Sebaliknya, jika hal tersebut terjadi pada anak laki-laki, orangtua langsung menganggap bahwa ada sesuatu yang salah pada anak mereka.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: 3 Tips untuk Dads Menghindari Labelling Kepada Anak
“Melarang anak laki-laki untuk mengeksplorasi naluri alamiah mereka yang memiliki kepedulian layaknya seorang perempuan dapat menciptakan jarak emosional antara mereka dan keluarganya,” kata Kate Balestrieri, seorang psikolog.
"Jika anak perempuan dibebaskan untuk berekspresi, maka anak laki-laki harus diberikan hal yang sama," tambah Miller.
4. "Kenapa kamu tidak bisa lebih seperti ...?"
“Kebiasaan membandingkan Si Kecil dengan anak lain, terutama saudara kandungnya, dapat membuatnya merasa tertekan dan gagal,” kata Dr. Fran Walfish, seorang psikoterapis hubungan.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: 3 Tips untuk Dads Menghindari Labelling Kepada Anak
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | fatherly.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR