Nakita.id - Menghadapi segala sifat dan polah tingkah anak, memang membutuhkan kesabaran yang lebih.
Namun terkadang, kata negatif seperti 'malas' 'anak penakut' 'tidak bisa disiplin' mungkin saja pernah terlontar dari mulut Moms dan Dads tanpa disadari ketika menghadapi tingkah laku mereka.
Mulai saat ini, hindari untuk mengatakan hal tersebut Moms, baik sejak usia mereka masih kecil maupun ketika mereka remaja.
Sebab, memberikan anak label negatif akan berpengaruh buruk pada perkembangan psikologis mereka.
Dengan kata lain, labelling bisa menurunkan harga diri anak dan melukai hatinya.
Baca Juga : Tanpa Melabel, Ini Rahasia Pola Asuh Orang Tua Agar Anak Tumbuh Cerdas #LovingNotLabelling
Bahkan, ketika Moms menyebut anak yang mulai beranjak remaja dengan 'seorang yang pemalas', ini bisa berdampak saat mereka bekerja nanti.
Melansir laman psychologytoday, labelling ini bukan hanya merugikan anak tetapi juga orangtua.
Pada beberapa remaja, labelling yang dilakukan orangtua mereka dan membuatnya tersakiti bisa menjadi hambatan mereka untuk sukses.
Hal itu terjadi karena labelling 'malas' yang dilontarkan pada orangtua mereka, akan tertanam dalam otaknya sehingga mereka menganggap jika semua kata tersebut benar adanya.
Bukan tidak mungkin, masa remaja mereka akan sangat bergantung pada orangtua dan tidak percaya diri ketika ingin mengeluarkan kemampuannya.
Daripada mengatakan kata 'malas', sebaiknya beri dukungan pada remaja Moms dengan kata yang positif sehingga ia bisa menjadi remaja yang mandiri dan rajin.
Dengan demikian, mereka mampu melakukan segala sesuatu atas inisiatif dan usaha sendiri tanpa bantuan orangtua.
Labelling 'malas' hanya membuat remaja tidak percaya diri dalam lingkungan sosialnya.
Tidak hanya itu, labelling 'malas' juga membuat orang lain yang mengetahuinya akan menganggap jika remaja tersebut benar-benar seorang yang malas, tidak mau berusaha, tidak ingin bekerja, dan tidak ingin menjadi seseorang yang berhasil.
Tentu sebagai orangtua, tidak ingin jika suatu saat nanti anak mengalaminya bukan?
Maka dari itu, agar terhindar dari labelling, tanyakan pada diri sendiri apakah yang menjadi alasan sampai Moms harus memberi label 'malas' pada anak?
Apakah karena anak tidur sampai sore hari pada akhir pekan, atau terus-menerus menunda melakukan pekerjaan rumah?
Jika iya, ada baiknya komunikasikan secara baik-baik dengan anak dan beri mereka pengertian dengan bahasa yang baik tanpa harus melabelnya dengan kata 'malas'.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Jangan Labeli Anak Laki-laki 'Cengeng', Dampaknya Buruk!
Source | : | psychologytoday |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR