Nakita.id - Self awareness merupakan tingkat kesadaran yang dimiliki seseorang.
Bisa dikatakan juga merupakan suatu kesiapan pada setiap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.
Serta peristiwa kognitif yang meliputi pikiran, perasaan, fisik, dan juga memori.
Bukan hanya perlu dimiliki oleh orang dewasa, self awareness juga penting dimiliki oleh anak batita.
Baca Juga: Konsep Diri Batita
Pembentukan self awareness, pada dasarnya bermula dari keakuan atau me self lalu berlanjut ke konsep diri (self concept).
Kedua hal yang membentuk kesadaran diri ini akan muncul secara alami pada rentang usia 15-30 bulan.
Baca Juga: #LovingNotLabelling, Labelling yang Dilakukan Orangtua Terbukti Menurunkan Konsep Diri Anak!
Periode tersebut menjadi penting, karena pada masa inilah Si Kecil mengembangkan kesadaran siapakah dirinya.
Umumnya, kemunculan konsep diri batita ini seiring dengan meningkatnya keterampilan berbahasa Si Kecil.
Yaitu ketika si batita sudah mampu menggunakan kata “saya” dan “kamu”.
Meski begitu lingkungan juga ikut berperan memunculkan self awareness ini, khususnya Moms dan Dads.
Kalau Moms dan Dads sejak awal mau menerima dan memberikan pengakuan atau penghargaan terhadap kehadiran Si Kecil.
Umumnya akan lebih cepat menumbuhkan kesadaran diri yang baik pada Si Kecil.
Baca Juga: Anak Batita Enggak Mau Nurut? Wajar, Begini Cara Mengatasinya!
Seperti dijelaskan di atas, self awareness dimulai dari keakuan.
Untuk menumbuhkan keakuan ini, selain bermain lewat cermin, dapat dilakukan beragam stimulasi, seperti:
1. Memberikan rasa aman dan nyaman
Adanya rasa nyaman dan aman dalam diri Si Kecil akan menumbuhkan kesadaran bahwa ia diterima oleh lingkungannya.
Rasa aman dan nyaman dapat ditumbuhkan lewat pelukan dan perhatian yang hangat.
2. Tidak pelit pujian
Sedari kecil, anak perlu diberikan apresiasi positif atas kemajuan yang dicapainya.
Bukan dalam bentuk barang, tapi berupa pujian yang mampu mengembangkan rasa percaya diri Si Kecil.
Contohnya seperti, “Wah, Adek kalau disuruh mandi cepat, ya. Pinter deh. Tuh kan, badannya jadi wangi.”
3. Selalu memberikan tanggapan positif
Moms harus menghindari menciptakan emosi negatif ketika Si Kecil sedang menyampaikan penilaian tentang dirinya.
Alangkah baiknya bila komentar yang disampaikan dikaitkan dengan nilai-nilai agama dan kepantasan.
Contoh, “Moms, kata Kakak, hidungku pesek.” Bisa dijawab dengan, “Hidung Adik memang tidak mancung, tapi hidung Adik sekarang sudah sesuai dengan wajah Adik. Ini yang terbaik untuk wajah Adik. Yuk, kita lihat. Sudah pas dan sesuai ya.... Kalau dibuat jadi lebih mancung malah kelihatan aneh.”
Baca Juga: Moms, Supaya Tidak Bingung, Kenali Penyebab dan Reaksi Emosi Batita
4. Mengenalkan beragam emosi
Ketika batita sedang sedih dan menyampaikan perasaannya kepada orangtua, tunjukkan empati dengan memberi pengakuan sehingga Si Kecil dapat mengenali perasaannya, "Adik sedih?".
Pertanyaan seperti itu membuat si batita mengetahui dengan lebih jelas perasaan yang sedang dialaminya.
Beragam stimulasi keakuan yang dilakukan di atas, selain bermanfaat menumbuhkan rasa percaya diri Si Kecil, juga mampu menumbuhkan kemandirian dalam diri Si Kecil kelak.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR