Remaja yang makan malam bersama keluarga (idealnya empat kali atau lebih setiap minggu) dilaporkan lebih sedikit memiliki masalah akibat ditindas.
Penulis penelitian mencatat bahwa kontak keluarga bisa memfasilitasi lebih banyak bimbingan orang tua dan komunikasi terbuka antara anak-anak dengan orang tua.
2. Meningkatkan kemampuan berkomuniasi
Sebuah penelitian di Kanada pada tahun 2018 membuktikan adanya hubungan kemampuan komunikasi dengan kebiasaan makan bersama.
Baca Juga: Sudah Jarang Dijenguk, Galih Ginanjar Ungkap Rintihan Rindu pada Barbie Kumalasari, Sang Istri:
Penelitian itu mengikuti sekelompok anak sejak bayi sampai masa kanak-kanak.
Mereka menemukan bahwa partisipan yang memiliki pengalaman makan yang positif bersama keluarganya pada usia 6 tahun akan menunjukkan serangkaian manfaat positif pada usia 10 tahun.
Selain kesehatan dan kebugaran umum, interaksi sosial dan diskusi tentang masalah di meja dapat membuat anak-anak menjadi komunikator yang lebih baik, kata pengawas studi, Université de Montréal, profesor pyschoedukasi Linda Pagani, dalam wawancara Science Daily.
Baca Juga: Komentar Nyelekit Deddy Corbuzier Soal Ningsih Tinampi, Mbah Mijan:
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR