Ini juga termasuk perubahan positif. Apa pun hasil masakan Moms, berikan pujian padanya, ya, Pa.
Bahkan, jika rasa masakan Moms masih kurang bisa diterima lidah. Papa pun bisa lebih terlibat dengan memberikan usulan menu atau bahkan ikut turun ke dapur saat Moms berkreasi.
Hal ini akan lebih menguatkan relasi Papa dan Mama selama menanti kehadiran buah hati.
# Moms maunya di rumah saja, padahal sebelum hamil senang bepergian.
Kehamilan membuat Moms cepat merasa lelah, itu sebabnya wajar bila Moms lebih suka beristirahat di rumah. Bila kondisinya memang mengharuskan Moms mendampingi Papa, semisal menghadiri acara keluarga dekat, sampaikan jauh-jauh hari sebelumnya. Bila Moms terlihat enggan, Papa bisa menawarkan “hadiah” untuk Moms. “Papa mengerti Moms takut kecapaian. Nanti di sana kita enggak usah berlama-lama. Kalau Moms capai, setelah itu Papa pijetin, deh, di rumah.” Tepati janji yang disampaikan supaya Moms tidak gusar, ya, Pa.
# Moms tak bergairah bekerja di kantor.
Jika melihat Moms malas berangkat ke kantor atau bahkan bercerita mengalami muntah-muntah setiap sampai di kantor, tanyakan pada Moms apa yang jadi penyebabnya.
Mungkin saja Moms mengalami kecemasan terkait pekerjaan dan kehadiran buah hati, semisal bagaimana nanti nasib si bayi ditinggal bekerja. Diskusikan apa yang jadi kecemasan Moms dan cari solusinya bersama.
Contohnya, Papa bisa ikut membantu Moms berusaha mencari pengasuh anak yang baik lewat saudara atau rekan kerja di kantor.
# Moms jadi sensitif dan mudah tersinggung.
Menghadapi Moms yang sensitif, kuncinya hanya satu, Papa harus bisa lebih bersabar. Praktiknya memang sulit, namun Papa perlu memahami, perubahan perilaku ini murni akibat fluktuasi hormon kehamilan.
Sering kali, ibu hamil tidak dapat mengatur letupan emosinya dan baru menyadari perbuatannya setelah letupan itu mereda. Ketika suasana menegang, Papa harus menjadi pihak yang lebih menahan diri dan tetap berkepala dingin.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR