Nakita.id – Dalam masa pertumbuhannya bayi akan bisa melakukan berbagai aktivitas secara bertahap semenjak lahir.
Beberapa bayi dapat melakukan aktivitas dalam usia yang sama, misalnya tengkurap di usia 3-4 bulan.
Namun, tidak semua bayi dapat tengkurap pada usia itu.
Sebab, kemampuan setiap bayi berbeda-beda ada yang bisa tengkurang lebih cepat atau lambat.
Baca Juga: Si Kecil Mulai Bisa Tengkurap? Jangan Khawatir, Ikuti Saran Dokter Reisa Agar Tetap Aman
Selain tanda pertumbuhan, ternyata tengkurap memiliki manfaat untuk Si Kecil loh Moms!
Berikut manfaat tengkurap untuk bayi:
1. Tengkurap sebagai tahapan untuk lanjut pada kemampuan berikutnya, yaitu merayap.
Diawali dengan tahapan “ngesot” atau berusaha maju dengan mengandalkan kedua tangannya.
Seiring waktu tangan dan kakinya akan berkoordinasi untuk melakukan gerakan merayap.
Nah, untuk stimulasi kita bisa memberikan atau menaruh mainan di depannya kala posisi tengkurap.
Ketika tertarik ia akan berusaha maju untuk meraihnya.
Sebaliknya, bila tak ada rangsangan bagaimana ia bisa termotivasi untuk mau merayap maju.
Bila ia sudah mampu bergerak merayap, sedikit demi sedikit kita jauhkan lagi mainannya.
Atau bila ia tak mau bergerak, kita dekatkan mainan agar ia kembali tertarik dan berusaha mengambil.
Kegiatan ini dapat merangsang agar ia menggerakkan tangan ke depan dan mendorong kakinya sehingga melakukan gerakan merayap.
Pada akhirnya upaya ini mengarah pada tahapan berikutnya yaitu kemampuan merangkak.
2. Kemampuan tengkurap sekaligus melatih memperkuat otot-otot seperti leher, punggung, tulang belakang, tangan dan kaki.
Baca Juga: Ingin Nyaman Beraktivitas Selama Hamil? Lakukan Posisi Duduk yang Tepat
Selain itu juga melatih keseimbangan tubuh, karena pada posisi tengkurap secara tak langsung bayi terlatih untuk bisa menyeimbangkan dirinya sehingga ia tidak terguling ke kiri atau kanan.
Pada bayi yang terhambat perkembangannya bisa jadi tak bisa tengkurap, misalnya bayi dengan kondisi cerebral palsy, bayi dengan masalah otot-otot yang kaku, atau bahkan terlalu lemas atau clumsy.
Bila ia tak bisa tengkurap, otomatis memengaruhi kemampuan berikutnya, misalnya merayap, merangkak dan lain-laina.
3. Kemampuan tengkurap terkait dengan kemampuan motorik kasar.
Kemampuan motorik kasar memperkuat otot leher, punggung, tulang bagian belakang, tangan, bahu.
Selain itu membantu bayi untuk bisa berjalan, berlari, menangkap, melempar atau menendang bola.
Jadi, kemampuan tengkurap erat kaitannya dengan tahapan perkembangan bayi selanjutnya.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR