"Peristiwa bullying selalu menjadi keprihatinan kita semua. Hal ini menyadarkan kita, bahwa pengawasan kita terhadap mereka belum maksimal," ungkap Anisa saat diwawancarai Nakita.id via WhatsApp, Rabu (5/2/2020).
"Sering kali, perilaku anak adalah duplikasi dari hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Anak yang melakukan perundungan, merasa bahwa apa yang dilakukannya tidak berbahaya dan boleh dilakukan. Artinya, mereka tidak mendapat pembelajaran yang cukup tentang empati, moralitas dan toleransi," tambah Anisa.
Sebagai pakar psikolog Anisa juga menilai kasus bullying yang terjadi di Malang tersebut perlu ditelusuri lagi.
"Kalau kasus di Malang itu yang terjadi sampai melukai fisik, bukan berarti hal itu menjadi faktor tunggal. Kemungkinan bisa juga diawali dengan perundungan secara mental, verbal atau sosial. Jadi perlu ditelusur bagaimana kronologi kejadian pada hari itu, dan hari-hari sebelumnya," tutur Anisa.
Bahkan Anisa juga menjelaskan dampak buruk yang mungkin akan dialami korban ketika mengalami cacat karena kasus tersebut dan kemudian korban tidak bisa menerima kenyataan yang ada.
Maka efek buruk yang mungkin terjadi, korban akan mengalami depresi yang luar biasa.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR