Nakita.id - Memiliki tubuh langsing merupakan dambaan semua wanita.
Untuk mendapat tubuh langsing biasanya Moms rela melakukan banyak hal. Salah satunya adalah diet.
Jenis diet yang dilakukan pun mulai dari diet rendah lemak, diet rendah garam hingga yang paling ekstrim adalah diet rendah karbohidrat alias keto diet atau diet keto.
BACA JUGA 8 Kegiatan Ini Bisa Membuat Moms Bahagia. Kuncinya Dipoint 5
Moms, diet keto atau diet rendah karbohidrat alias menghindari segala jenis dan bentuk karbohidrat, memang sedang trend sekarang ini. Karena mampu menurunkan berat badan dengan cepat.
Mereka yang melakukan diet ini sumber energinya didapatkan dari bahan makanan yang tinggi protein dan lemak namun rendah karbohidrat.
BACA JUGA Kontroversi Diet Keto, Dokter Gizi Klinis: Thin Outside Fat Inside!
Yang menjadi pertanyaan, apakah diet keto itu aman dilakukan?
Ternyata ada fakta yang mengejutkan dibalk diet keto.
Menurut dr. Marya W Haryono, M.Gizi, Sp. GK dalam Fun Discussion yang bertema Cukupi Kebutuhan Gizi Keluarga, Jangan Salah Pilih Susu, Bunda Indonesia Bisa! (14/12/2017), secara metabolisme diet keto tidak benar, tidak bisa dibenarkan, dan tidak dianjurkan.
Ingat, jelas Marya lebih lanjut di acara hasil kerjasama Kelompok Kerja Jurnalis Penulis Kesehatan (K2JPK) dan Kementerian Negera Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, "Tubuh manusia membutuhkan semua jenis sumber nutrisi seperti karohidrat, lemak, protein dalam porsi yang seimbang."
Lebih lanjut, di acara yang sama, dr. Andi Khomeini, SpPD juga menyatakan bahwa diet keto adalah diet yang tidak fisologis.
BACA JUGA Memilih Metode Waterbirth, Artis Ini Ungkap Perasaannya 4 Tahun Silam
Seseorang yang menjalani diet keto memang mengonsumsi karbohidrat yang rendah.
Namaun, sebagai gantinya seseorang yang menjalani diet keto seringkali mengonsumsi makanan berlemak sebagai sumber energi.
Hal inilah yang membuatnya menjadi berbahaya.
Otak membutuhkan gula dari karbohidrat sebagai energi.
BACA JUGA Ternyata beberapa Makanan dengan Lemak Tinggi Ini Bisa Membantu Diet, Apa Saja?
Prinsip inilah yang menjadi landasan diet keto, yaitu menggunakan energi dari lemak bukan dari karbohidrat.
Kekurangan karbohidrat dalam waktu yang lama akan merangsang tubuh memecah lemak sebagai sumber energi dan menghasilkan keton.
Keton adalah produk yang berasal dari lemak yang dipecah di dalam organ liver sebagai alternatif energi untuk tubuh. jika terus menerus kekurangan karbohidrat maka kadar keton dalam darah akan semakin meningkat.
Bahayanya, kadar keton yang tinggi dalam tubuh justru tidak baik bagi tubuh itu sendiri.
Seseorang dengan kadar keton yang tinggi dapat mengalami keadaan lesu dan kelemahan akut.
BACA JUGA Ternyata beberapa Makanan dengan Lemak Tinggi Ini Bisa Membantu Diet, Apa Saja?
Selain kelemahan, makanan berlemak yang dikonsumsi seseorang yang sedang menjalani diet keto bisa menyebabkan kadar kolesterolnya menjadi tinggi.
Kadar kolesterol tinggi inilah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami serangan jantung yang berpotensi membahayakan nyawanya.
Penting diketahui, seperti yang disampaikan Marya, sebenarnya diet keto pada awalnya ditujukan untuk terapi pada anak kejang yang mengalami epilepsi.
Namun, dimodifikasi sedemikian rupa dan ada turut campur dari pihak yang berorientasi bisnis, jadilah diet keto ini seperti program diet yang bercitra positif, sehat, dan baik, untuk dilakukan siapapun, karena menggunakan lemak sebagai sumber energi sehingga bisa membuat siapa saja yang menjalankannya akan cepat kurus.
BACA JUGA Ternyata Daun Pandan Mempunyai Manfaat Kecantikan. Ini Buktinya
Ingat, "Diet yang paling baik adalah diet gizi seimbang" ujar dr. Marya.
Oleh karena itu Moms, kita harus biijak dalam memilih diet. Jangan memilih diet hanya karena diat tersebut sedang in, sedang trend, dilakukan oleh banyak orang. Tubuh membutuhkan gizi seimbang, lo. Jadi asupan makanannya pun harus seimbang
Makan makanan yang bervariasi dan tidak terfokus pada satu jenis sumber energi, pilihan terbaik agar tubuh tidak hanya langsing namun juga sehat.
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR