dr. Ekawati juga membandingkan dengan orang-orang yang bisa mengatur emosi, grafik tensinya mungkin akan datar saja.
"Jadi ya ketika mereka sudah terbiasa seperti itu, naik-turun, naik-turun tensinya maka pembuluh darah mereka lama kelamaan akan menyesuaikan."
"Akan tetapi perlu hati-hati, jika kejadian itu terus berulang maka bisa terjadi hipertensi di mana akhirnya pembuluh darah 'pecah' dan langsung terkena serangan hipertensi itu sendiri."
Baca Juga: Videonya Jadi Pemantik Kasus Ikan Asin, Pihak Pablo Benua Malah Pertanyakan Kerugian Fairuz A Rafiq
"Itu hanya secara teori ya, namun kita enggak bisa langsung nge-judge juga bahwa orang yang marah-marah merupakan penderita hipertensi,
yang sedang tidak marah belum tentu aman-aman saja atau tidak menderita hipertensi." ujar dr. Ekawati.
Jadi tahap yang paling benar adalah memeriksakan diri ke tenaga medis yang bisa mendeteksi adanya risiko hipertensi.
Selain itu Moms juga tak perlu khawatir jika sedang berolahraga tubuh terasa panas dan jantung berdegup kencang.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR