Nakita.id - Meningkatnya jumlah pasien positif corona di Indonesia pastinya membuat masyarakat khawatir.
Akan tetapi, kekhawatiran masyarakat tentunya tak boleh berlebihan sampai merugikan banyak pihak.
Tak hanya memborong dan menimbun masker dan hand sanitizer, sikap masyarakat yang khawatir ini seolah makin beragam, terutama mengenai pemakaman jenazah pasien Covid-19.
Seperti yang terjadi di Banyumas, Jawa Tengah, banyak masyarakat yang menolak bila ada jenazah Covid-19 dimakamkan di dekat rumahnya.
Bahkan, beberapa waktu lalu akun Instagram @gosipnyinyir2 mengunggak sikap warga yang dinilai berlebihan pada saat prosesi pemakaman jenazah virus corona.
Para petugas medis yang memakamkan jenazah terlihat dilempari batu oleh warga setempat.
Dalam unggahannya akun tersebut menuliskan "'Jangan dilempar batu, kita juga manusia bu,' teriak salah seorang petugas kepada warga."
Aksi tidak terpuji yang dilakukan warga dalam video tersebut sangat disayangkan, mengingat para petugas medis ini merupakan garda terdepan yang bertugas menyelamatkan nyawa masyarakat Indonesia di tengah wabah Covid-19.
Dalam video tersebut, petugas medis yang memakai baju Alat Pelindung Diri (APD) warna putih itu kembali memasukkan jenazah ke dalam ambulance.
Jenazah tersebut terbungkus plastik warna biru dan diangkut menggunakan tali yang dikaitkan dengan kayu.
Bahkan warga yang menolak pemakaman tersebut ada yeng melempar batu kepada petugas.
Petugas yang mengenakan APD mirip jas hujan warna biru kemudian berteriak kepada warga.
"Woy jangan lempar batu kita juga manusia, Bu," teriaknya tegas.
Jenazah kemudian dimasukkan ambulance dan dibawa pergi dengan di kawal mobil BPBD.
Tak sampai di situ, penolakan juga terjadi di sepanjang jalan desa.
Warga berkumpul di tikungan dan berteriak melakukan penolakan.
Unggahan inipun banyak mendapat respons dari netizen.
Para netizen menyayangkan sikap masyarakat setempat yang menolak hingga tega melempar batu kepada petugas.
Seperti yang dituliskan @chella1025 "Tu ntar mereka2 yang pada teriak2 dan lempar2 , Kalo meninggal mau ngubur dirinya sendiri, dirumah dia sendiri,klo sakit diobatin sendiri.. heran deh suasana kek gini masih aja anarkis, coba tu jenazah salah satu keluarga mereka masih lempar2 ga".
@osvalcrou menuliskan "Jahat tindak tegas dan Viralkan min sampe ke pak Gubernur dan Presiden biar yg lempar batu Jera @divisihumaspolri".
@dewiqcatur "Tunggulah Azab dari Allah bagi pelempar batu.. Saya tenaga medis ikut merasakan gimana sakitnya hati diperlakukan spt itu."
Bahkan netizen juga menyangkan sikap warga yang malah berkumpul di tengah aturan Social Distancing.
Akun @sarah.putra menuliskan "Iya maksud gw..knp lu od berkerumun bambang diem diem bae d rmh, giliran sakit bkn salah mayat alm. Loh yah".
Peristiwa ini kemudian diketahui terjadi di Banyumas.
Bupati Banyumas Achmad Husein segera meminta maaf adanya oknum warga melakukan penolakan terhadap pemakaman jenzah positif corona.
Dia pun memastikan jenazah pasien positif corona yang sempat mendapatkan penolakan dari warga itu kini sudah dimakamkan.
"Alhamdulillah, jenazah sudah dimakamkan," kata Achmad Husein kepada TribunBanyumas.com.
Achmad Husein berujar gejolak warga itu tak patut dicontoh daerah lain yang berkasus serupa.
Pihaknya memperoleh cukup banyak pelajaran berharga.
Bupati Achmad pun berujar dirinya merasa terlambat dalam mengedukasi masyarakat.
Penolakan itu muncul, lanjutnya, lantaran kurangnya pemahaman terkait kondisi pasien meninggal dunia positif corona.
"Karena kami terlambat edukasi masyarakat tentang jenazah orang yang kena virus itu, tidak menyebarkan penyakit," ujar Achmad Husein.
Bupati menjelaskan, tidak memungkiri juga bila masyarakat terbius dengan peristiwa-peristiwa terdahulu.
Mereka ketakutan penyakit ini dapat menyebar sehingga memunculkan ketakutan.
"Mereka tidak tahu, kami pun memahaminya. Sehingga kami harus segera edukasi ke masyarakat.
"Saya secara pribadi pun akan bersosialisasi secara masif lagi. Upaya inilah yang terlambat oleh kami," tandasnya.
Mungkin, lanjutnya, karena pihaknya juga tidak pernah berpikir hingga ke arah itu.
"Begitu ada kejadian seperti kemarin, baru kami sadari.
"Edukasi kami masih kurang dan terlambat khususnya soal jenazah," imbuhnya.
Secara umum Bupati mengatakan, jika peristiwa tersebut merupakan pelajaran yang berharga untuk ke depannya.
Terkait pemakaman, Bupati Banyumas sengaja belum menyampaikan di mana lokasi tepatnya jenazah itu dimakamkan.
Dirinya baru akan memberitahukan lokasi pemakaman jenazah pasien positif corona yang mendapatkan penolakan setelah masyarakat teredukasi.
"Kami kini ingin masifkan edukasi terlebih dahulu kepada masyarakat.
"Kalau masyarakat sudah mengerti dan paham bahwa ini tidak ada persoalan, nanti baru kami beritahukan tempatnya," pungkasnya.
Artikel ini pernah tayang di Tribun Jateng dengan judul Viral Petugas Pemakaman Jenazah Pasien Corona Dilempari Batu oleh Warga
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Tribun Jateng |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR