Kebijakan pembatasan fisik atau jarak fisik yang diberlakukan sejak 16 Maret 2020 berpotensi meningkatkan stres pada keluarga.
Hal ini juga bisa memicu terjadinya kekerasan dan perlakuan salah secara emosional, fisik, dan seksual pada kelompok rentan, termasuk anak.
Selain itu, orangtua atau pengasuh inti yang terinfeksi virus berpotensi menyebabkan melemahnya pengasuhan dan pengawasan pada anak.
Situasi seperti wabah, pembatasan fisik, kabar bohong, berita-berita lewat media konvensional dan media sosial berpotensi meningkatkan kadar stres pada anak.
Hal ini juga akan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan mental anak.
“BNPB akan merangkum protokol-protokol tersebut, kemudian akan meminta masukan kembali dari K/L supaya protokol tersebut bisa tepat sasaran.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR