Nakita.id - Tak terasa sebentar lagi bulan Ramadan akan tiba, apakah Moms sudah mempersiapkan segala hal?
Salah satu hal yang perlu Moms perhatikan adalah persiapan menjaga kesehatan Si Kecil jelang Ramadan.
Apalagi bagi Si Kecil yang baru bergabung berpuasa tahun ini pasti membuat Moms kepikiran.
Baca Juga: Agar Ibadah Ramadan Tetap Lancar, Berikut Tips Puasa Aman dan Nyaman Saat Menyusui
Jangan pusing dulu Moms, dalam artikel ini akan dijelaskan persiapan menjaga kesehatan Si Kecil jelang Ramadan.
Menurut dr. Caessar Pronocitro, Sp. A, M. Sc, dokter spesialis anak di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, belum ada panduan yang pasti mengenai usia berapa anak mulai dapat berpuasa.
Masing-masing anak memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga tidak ada satu umur yang dapat diterapkan secara seragam.
"Namun, pada umumnya, di usia tujuh tahun anak sudah dapat mulai diajarkan untuk berpuasa walaupun tidak penuh," jelas Dokter Caessar.
Dokter Caessar mengatakan pada usia ini, Si Kecil telah dapat mulai diberikan pemahaman mengenai arti dan manfaat berpuasa di bulan Ramadan.
Selain itu, Si Kecil juga telah memiliki kemampuan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya, termasuk apabila mengalami rasa haus atau tidak sanggup melanjutkan puasa.
Namun, orangtua perlu memastikan Si Kecil berada dalam kondisi sehat sebelum memulai mengajarkan puasa secara bertahap.
Lantas, apa saja manfaat puasa untuk kesehatan anak?
Dokter Caessar menjelaskan berpuasa mengajarkan Si Kecil disiplin, patuh pada ajaran agama, arti berbagi, dan bertoleransi.
"Selain itu, apabila selama puasa si kecil mengonsumsi makanan yang kurang sehat dapat dikurangi, maka bermacam masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan obesitas dapat dicegah," tambah Dokter Caessar.
Di sisi lain jika selama ini Si Kecil mudah sakit, bolehkan anak ikut puasa?
"Sebaiknya, orangtua memperkenalkan anak secara bertahap dengan berpuasa apabila anak berada dalam kondisi sehat.
Apabila kesehatan anak tidak optimal, maka risiko terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan serta kekurangan nutrisi lebih besar terjadi," jelas Dokter Caessar.
Kemudian, orangtua harus mengingat bagi Si Kecil yang baru pertama kali belajar puasa harus mewaspadai kebutuhan cairan dan nutrisi tetap sama seperti sehari-hari.
Hal yang berubah adalah hanya waktu-waktu pemberiannya saja yang diatur sepanjang waktu buka hingga sahur.
Dokter Caessar juga menyarankan, sebaiknya orantua mulai mempersilahkan anak untuk berpuasa sebelum bulan Ramadan tiba.
"Awalilah dengan mengurangi jumlah porsi makan anak dalam sehari, kemudian diikuti dengan mengurangi frekuensi pemberian porsi makannya.
Dengan demikian, tubuh anak memiliki waktu untuk beradaptasi secara perlahan-lahan.
Baca Juga: Kondisi Bayi Bila Ibu Menyusui Berpuasa Tidak Berpengaruh, Tapi Perhatikan Rambu-rambu Ini!
Kurangi juga kandungan gula dan garam yang dapat meningkatkan rasa haus maupun lapar," jelas Dokter Caessar.
Tak hanya itu, saat bulan puasa tiba, pandulah anak untuk berbuka di jam-jam tertentu secara bertahap.
Misalnya, diawali dengan jam 10 pagi. Apabila anak berhasil melakukannya dalam beberapa hari, perpanjang lama puasanya hingga waktu salat Zuhur, kemudian Ashar, dan seterusnya sampai dapat berpuasa penuh.
Tak kalah penting orangtua tidak boleh lupa memantau kondisi anak selama berpuasa.
"Apabila ada tanda dehidrasi seperti kehausan, lemas, mata cekung, bibir kering, atau frekuensi kencing berkurang maka sebaiknya anak segera berbuka," imbuh Dokter Caessar.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR