Cedera di dekat uretra
Urin bersifat asam. Ini berarti bahwa ketika terjadi kontak dengan cedera, bahkan yang kecil, seseorang mungkin mengalami sensasi panas yang membakar.
Cedera di atau di sekitar uretra dapat menyebabkan urin terasa panas keluar.
Orang yang mencukur rambut kelamin mungkin memiliki luka kecil di dekat uretra.
Luka-luka terkait gesekan dari hubungan seksual, jerawat kecil, luka, dan goresan semua bisa membuat urin terasa panas.
BACA JUGA: Anak di Daerah Plosok Indonesia juga Berhak Mendapatkan Guru Terbaik
Cedera kecil biasanya hilang dengan sendirinya. Jika uretra sakit, demam terjadi, atau ada luka besar, seseorang harus menemui dokter mereka.
Infeksi menular seksual (IMS)
Infeksi menular seksual dapat menyebabkan masalah saluran kemih.
Mereka juga dapat melukai alat kelamin atau area di sekitar uretra, menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.
Siapa pun yang aktif secara seksual bisa mendapatkan IMS, bahkan jika mereka sebelumnya telah diuji negatif.
Beberapa IMS adalah gejala bebas untuk waktu yang lama, jadi periode panjang tanpa gejala tidak berarti orang tidak memiliki IMS.
Chlamydia adalah IMS yang biasanya menyebabkan rasa sakit terbakar ketika buang air kecil.
Juga dapat menyebabkan keluarnya cairan dari vagina atau penis, dan pada pria dapat menyebabkan testis membengkak atau terluka.
BACA JUGA: Pakai Bahan Rumahan, Jaga Kaki Bersih dan Lembut dengan Scrub Alami
Sistitis interstitial
Sistitis interstisial adalah penyakit kronis yang kurang dipahami yang menyebabkan gejala ISK, bahkan ketika ISK tidak ada.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.
Peneliti tidak sepenuhnya memahami apa penyebabnya, tetapi satu penyebab potensial adalah kerusakan jaringan kandung kemih.
Orang dengan sistitis interstisial mungkin mengalami rasa panas saat buang air kecil, atau sensasi tidak biasa lainnya, seperti perasaan bahwa urin terlalu panas.
Source | : | medical news today |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR