Nakita.id - Menjalani segudang aktivitas yang seolah tak ada habisnya, tentu menguras tenaga yang bisa berujung pada letih dan lelah.
Namun moms, sebaiknya kelelahan tersebut perlu diwaspadai bila sudah memunculkan indikasi pada kelelahan kronis.
Sindrom kelelahan kronis atau Chronic Fatigue Syndome (CFS) adalah kelainan yang rumit yang ditandai dengan kelelahan ekstrem yang tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis.
BACA JUGA : Sering Dianggap Sepele, Padahal Kebiasaan Ini Membuat Ibu Sulit Hamil
Keletihan bisa memburuk dengan aktivitas fisik atau mental, namun tidak membaik dengan istirahat.
Gejalanya bisa meliputi:
1. Kelelahan ekstrem
2. Kehilangan memori atau konsentrasi
3. Sakit tenggorokan
4. Pembesaran kelenjar getah bening di leher atau ketiak
5. Otot yang tidak dapat dijelaskan atau nyeri sendi
6. Sakit kepala
7. Tidak tidur nyenyak
Kelelahan ekstrim yang berlangsung lebih dari 24 jam setelah latihan fisik atau mental
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Potensi pemicu meliputi:
1. Infeksi virus
Beberapa orang mengalami sindrom kelelahan kronis setelah mengalami infeksi virus.
Virus yang sering dikaitkan yaitu virus Epstein-Barr, virus herpes manusia 6 dan virus leukemia tikus.
2. Masalah sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh orang-orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis tampaknya sedikit terganggu.
Namun tidak jelas apakah kerusakan ini, cukup untuk benar-benar menyebabkan gangguan tersebut.
3. Ketidakseimbangan hormonal.
Orang yang memiliki sindrom kelelahan kronis juga kadang-kadang mengalami kadar hormon abnormal yang diproduksi di hipotalamus, kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal.
Tapi signifikansi kelainan ini masih belum diketahui.
BACA JUGA : Begini Kisah Haru Ibu Martha Tilaar yang Berjuang Agar Bisa Punya Anak
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko
1. Usia
Sindrom kelelahan kronis dapat terjadi pada usia berapapun, namun paling sering menyerang orang berusia 40 dan 50an.
2. Jenis kelamin
Wanita didiagnosis dengan sindrom kelelahan kronis lebih sering daripada laki-laki, namun perempuan mungkin lebih cenderung melaporkan gejala mereka ke dokter.
3. Stress
Kesulitan mengelola stres dapat menyebabkan perkembangan sindrom kelelahan kronis.
Lalu moms bagaimana bentuk pengobatan yang benar?
Banyak orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis juga mengalami depresi.
Mengobati depresi moms dapat mempermudah mengatasi masalah yang berhubungan dengan sindrom kelelahan kronis.
Terapi Pengobatan yang paling efektif untuk sindrom kelelahan kronis, tampaknya merupakan pendekatan dua arah, yang menggabungkan pelatihan kognitif dengan program latihan.
BACA JUGA : Ibu dengan 8 Anak Kembar Ini Punya Kisah Pilu, Begini Kisahnya
1. Pelatihan kognitif
Melakukan konsultasi dengan konselor dapat membantu mengetahui pilihan, untuk mengatasi beberapa keterbatasan yang dihadapi sindrom kelelahan kronis.
Merasa lebih terkendali dalam hidup dapat memperbaiki pandangan, dan tingkat depresi yang moms rasakan.
2. Latihan
Seorang terapis fisik dapat membantu menentukan latihan apa yang cocok dengan keadaan fisik moms.
Orang yang tidak aktif sering memulai dengan latihan rentang-gerak,dan peregangan hanya beberapa menit dalam sehari.
Perlahan-lahan meningkatkan intensitas latihan moms dari waktu ke waktu, dapat membantu mengurangi hipersensitivitas untuk berolahraga.
Nah moms, agar menghindari hal-hal tersebut sebaiknya moms harus bisa mengelola stress, manajemen waktu, dan selalu menyempatkan me time atau sekedar refreshing.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR