Nakita.id - Kasus virus corona di Indonesia masih terus bertambah, bahkan hingga tulisan ini dibuat, sudah lebih dari 12.000 kasus.
Namun, seorang ahli memeringatkan adanya kemungkinan gelombang kedua Covid-19 di Indonesia.
Apa itu gelombang kedua Covid-19?
Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, dalam setiap pandemi sejarah membuktikan selalu muncul gelombang kedua.
Gelombang kedua muncul setelah pandemi mengalami satu kali kurva.
Satu kali kurva atau gelombang pertama dimulai saat kasus pertama dikonfirmasi, sampai pada puncak kasus dan kemudian mengalami penurunan.
Sementara terkait Indonesia, Dicky mengatakan, belum menyelesaikan fase gelombang pertama Covid-19.
"Indonesia memasuki fase puncak gelombang pertama saja belum," kata dia.
Indonesia yang terdiri dari negara kepulauan, akan mengalami perbedaan dalam melihat gelombang pertama virus corona.
Sehingga bisa terjadi adanya variasi epidemi di sejumlah pulau.
"Di Jawa, kemungkinan akan lama," ujar dia.
Penyebab gelombang kedua
Dicky menjelaskan, selama belum ditemukan vaksin atau obat terkait virus corona atau Covid-19, maka akan terbuka potensi munculnya gelombang kasus corona.
"Gelombang pandemi muncul karena jumlah orang yang rentan atau belum memliki kekebalan jauh lebih besar, daripada yang sudah terpapar," jelas dia.
Sehingga, karena belum adanya vaksin atau obat Covid-19, munculnya gelombang kedua berpotensi sangat besar, sebab virus SARS-CoV-2 leluasa menginfeksi karena belum ada perlindungan di masyarakat.
Selain itu, gelombang kedua juga bisa terjadi karena kembali melonggarnya upaya pencegahan atau physical distancing di masyarakat.
"Semakin merasa bebas, tidak jaga jarak, tidak memakai masker, ini mempercepat terjadinya serangan gelombang kedua atau ketiga," ungkap Dicky.
Strategi menghadapi pandemi
Strategi pertama yang dilakukan dalam setiap pandemi adalah memperbanyak jangkauan testing.
Hal itu untuk menentukan siapa yang terinfeksi dan mencegah jatuhnya korban dalam kondisi kritis.
"Kalau dia punya penyakit bawaan dan jatuh dalam kondisi kritis, peluang kematiannya cukup besar," kata dia.
Testing juga mencegah penyebaran semakin meluas, setelah dilakukan pelacakan kontak langsung dengan korban pasien yang telah dinyatakan positif.
Lalu kemudian isolasi untuk melindungi masyarakat agar tidak terkena, terutama populasi yang berisiko seperti orang tua, wanita hamil dan orang yang sedang dalam terapi dengan penyakit kanker dan penyakit kronis.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gelombang Kedua Corona, Herd Immunity dan Strategi Indonesia Hadapi Pandemi")
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR