Peneletian yang diterbitkan oleh ERJ Open Research mengamati bagaimana waktu tidur individu memengaruhi risiko remaja terkena asma.
Studi tersebut memperkuat pentingnya waktu tidur untuk remaja dan bagaimana tidur bisa memengaruhi kesehatan pernapasan.
Dikatakan, hormon tidur melatonin bekerja dan memengaruhi timbulnya asma.
"Tidur dan 'hormon tidur' melatonin diketahui memengaruhi asma, jadi kami ingin melihat apakah preferensi remaja untuk begadang atau tidur lebih awal punya keterlibatan dalam risiko asma mereka," ungkap Subhabrata Moitra, peneliti dari University of Alberta.
Studi keterkaitan asma dan begadang ini dilakukan pada 1.684 orang remaja yang tinggal di Bengal Barat, India dengan usia 13-14 ahun.
Setiap peserta diberi pertanyaan terkait mengi (bunyi pernapasan tinggi), asma, atau gejala rinitis alegri seperti pilek dan bersih.
Mereka kemudian diberikan pertanyaan tentang jam tidur, dan kecenderungan mengalami lelah, kapan waktu bangun dan perasaan yang dirasakan setelah bangun.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR