Nakita.id - Mungkin setiap Moms pernah menghadapi momen di mana Si Kecil mulai melakukan gerakan tutup mulut (GTM).
GTM ini akan membuat Si Kecil enggan makan.
Alasannya pun bisa beragam, mulai dari rasa makanan yang tidak disukai anak, rasa bosan, konsetrasinya terganggu, malas mengunyah, pilih-pilih makanan dan alasan lainnya.
Baca Juga: Panduan Pemberian MPASI 11 Bulan, Jangan Paksa Anak Habiskan Makanan, Akibatnya Bisa Fatal!
Jika menghadapi kondisi GTM seperti ini, mungkin Moms pun akan menjadi kesal.
Pasalnya, kita akan memikirkan makanan yang terancam terbuang sia-sia, sekaligus khawatir bagaimana kalau anak tidak cukup makan atau jadi kurang gizi.
Menghabiskan makanan merupakan kebiasaan yang baik. Makanan yang sudah disiapkan jadi tidak terbuang sia-sia.
Selain itu juga mengajarkan anak untuk bersyukur atas makanan yang tersedia.
Namun apa yang terjadi jika memang anak sudah tidak mau makan dan masih ada makanan bersisa di piringnya?
Ternyata memaksa Si Kecil untuk menghabiskan makanan dapat memberikan efek buruk lho Moms.
Yuk simak apa saja resiko yang didapat jika memaksa anak habiskan makanan!
Anak tidak mengenal konsep lapar dan berisiko obesitas
Melansir dari Parents, memaksa anak menghabiskan makanan bisa menjadi bumerang untuk orangtua.
Pasalnya, ketika anak dipaksa menghabiskan makanan, padahal ia sedang tidak terlalu lapar atau sedang tidak mau makan, membuat anak tidak bisa mengenal konsep lapar dalam tubuhnya.
Baca Juga: Terkadang Sering Buat Moms Stres, Ini Lo Solusi dari Masalah Makan pada Si Kecil
“Ketika anak tidak bisa mengenali rasa laparnya, ia bisa kehilangan ‘sinyal’ untuk rasa kenyang. Efek buruknya, rentan makan berlebihan dan obesitas,” jelas Katja Rowell, M.D, seorang spesialis makanan anak.
Rowell menambahkan, untuk mengatasi anak yang susah makan, orangtua bisa mengatur waktu makan anak sesuai jadwal.
Atur kapan anak makan besar, kapan makan selingan. Hal ini akan membantu anak mengingat waktu makan dan rasa lapar sendiri.
Tidak efektif untuk nafsu makan anak
Dalam penelitian yang diterbitkan Journal of Academy of Nutrition and Dietetics dijelaskan, konsep memaksa anak habiskan makanan atau Controlling Feeding Practices (CFP) sangat buruk untuk psikologis anak.
Alasannya, anak yang dilarang mengonsumsi makanan tidak sehat oleh orang tuanya, cenderung akan mendapatkannya ketika tidak diawasi oleh Moms.
Menekan anak saat makan justru membuat anak memberontak dan semakin tidak bisa dikendalikan.
Anak makan ketika sudah waktunya
Pemberian asupan makanan pada anak yang tepat bukan dengan memaksanya menghabiskan makanan, tapi mengenal waktu makan.
Dalam istilah medis, Healthful Feeding Practices (HFP) adalah cara yang paling ideal.
Yaitu, membiarkan anak memutuskan waktu makan dan menu makanan apa yang akan disantap tanpa tekanan dan paksaan.
Misalnya, ketika anak tidak ingin makan sayuran. Berikan pemahaman kalau makan sayur membuat sistem pencernaan lancar dan tidak membuat susah buang air besar.
Baca Juga: Jadwal MPASI Sebulan, Berikut Aturan Pemberian Asupan Gizi Berdasarkan Bulan dan Pilihan Menunya
Perlahan anak akan mengerti konsep tersebut. Kalau masih belum mau atau bahkan dilempar, coba lagi di lain waktu. Memaksa anak hanya membuatnya trauma.
Membuat anak trauma
Kebalikan dari obesitas, memaksa anak habiskan makanan juga bisa membuat anak trauma dan justru tidak ingin makan.
Anak akan meminta makanan yang cenderung tidak sehat dan pasti tidak diperbolehkan oleh Moms.
Memaksa anak menghabiskan makanan bisa menyebabkan anak tidak menyukai makanan bergizi dan sehat.
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR