Nakita.id - Minuman berenergi dikonsumsi oleh berbagai orang di dunia karena imbas strategi marketing.
Mereka mengklaim minuman berenergi meningkatkan kinerja, mengasah fokus, dan kewaspadaan.
Di sisi lain, jika Moms sedang hamil jangan sekali-kali mencoba mengonsumsi minuman berenergi ini.
Meskipun di Indonesia strategi marketing minuman berenergi tidak ditujukan pada ibu hamil masih ada saja yang menunjukkannya.
Ketika Moms hamil, janin tumbuh berkembang di dalam rahim dan mendapat makanan dan oksigen melalui tali pusar.
Oleh karena itu semua yang Moms makan dan minum langsung lari ke sana.
Baca Juga: Ibu Hamil Coba Makan Bawang Putih dengan Cara Ini dan Dapatkan Manfaat Luar Biasa
Sebuah penelitian pada hewan mengungkapkan empat kemungkinan buruk meminum minuman berenergi.
Pada penelitian menggunakan tikus hamil yang diberikan minuman energi cukup sering menemukan bayi tikut menjadi stres oksidatif, cacat jaringan, dan perubahan perilaku (termasuk kecemasan).
Para peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi minuman berenergi selama kehamilan dan menyusui memiliki dampak negatif pada bayi baru lahir dan harus diperlakukan sebagai masalah kesehatan yang signifikan yang memerlukan perhatian.
"Minuman energi tidak dianjurkan selama kehamilan karena mengandung kadar kafein yang tinggi, dan bahan-bahan lain yang tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Minuman energi juga tidak diatur oleh FDA." kata Emily Mitchell, ahli diet di Center for Fetal Medicine.
"Minuman ini mungkin mengandung jumlah gula dan kafein yang substansial dan beragam, serta taurin, karnitin, inositol, ginkgo, dan milk thistle.
Banyak di antaranya belum diteliti keamanannya selama kehamilan. Ginseng, bahan umum lain, tidak dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan.
Disarankan untuk menghindari minuman berenergi selama kehamilan." tambah The American Academy of Nutrition of Dietetics.
Salah satu bahan dalam minuman berenergi yang dipermasalahkan sehingga tak boleh diminum oleh ibu hamil adalah kafein.
Kafein adalah salah satu bahan utama dalam minuman berenergi dan dikenal untuk mengaktifkan sistem saraf simpatik.
Overdosis kafein dapat menyebabkan kejang, psikosis, dan aritmia jantung.
"Terlalu banyak kafein dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Ini mempengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan lekas marah, gugup, dan sulit tidur.
Bukti penggunaan kafein dalam kehamilan tidak konklusif sehingga yang terbaik adalah membatasi." kata Mitchell.
Wanita hamil disarankan untuk membatasi kafein mereka selama kehamilan menjadi 200 mg atau kurang, yang merupakan jumlah dalam satu cangkir kopi 12-ons.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | verywellhealth.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR