Nakita.id - Makan saat marah mungkin hal ini pernah Moms lakukan entah sekali atau lebih.
Namun sebaiknya tidak makan saat marah karena memberikan dampak buruk pada kesehatan Moms.
Lantas, mengapa makan saat marah memberikan dampak buruk pada kesehatan? Ini penjelasan ahli.
Baca Juga: Sering Sepelekan Pola Makan, Ini Dampak Buruk yang Akan Dirasakan Tubuh Jika Tak Makan Teratur
Ketika sedang marah atau stres, tubuh akan bereaksi dengan mengaktifkan respons stres dari sistem saraf simpatik, yang akan mengarah ke peningkatan kadar kortisol.
Hal ini dapat membuat kita merasa jengkel, terganggu, impulsif, dan bahkan mungkin mulai makan secara emosional.
Mungkin Moms biasa mengalami momen di mana ketika sangat kesal dan marah, kemudian melampiaskannya dengan makan dan itu membuat suasana hati menjadi lebih baik.
Kebiasaan itu mungkin bisa membantu menenangkan Moms secara mental, namun bukan praktik yang sehat.
Penasehat gaya hidup sehat Luke Coutinho, belum lama ini menjelaskan melalui Instagram bahwa ketika kita makan saat marah, kesal dan cemas, itu akan berdampak pada keseluruhan sistem internal kita.
"Tubuh kita tidak dirancang untuk mencerna dan menyerap makanan saat kita sedang stres," ungkapnya.
1. Komplikasi perut
Tubuh kita memiliki dua sistem saraf, yakni sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Keduanya berfungsi secara berbeda.
Ketika kita marah, sistem saraf simpatis menjadi aktif dan akibatnya proses pencernaan terhenti.
Baca Juga: Perut Begah Bikin Ganggu Aktivitas Setelah Makan Kenyang? Ini Cara Mudah Mengatasinya
Itu juga bisa menyebabkan tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol kita meningkat.
Kondisi ini membuat tubuh sulit mencerna makanan dan menyerap nutrisinya. Sementara itu, ketika kita tenang, sistem saraf parasimpatis akan bekerja.
Kadar kortisol dan tekanan darah menurun dan tubuh kita mulai mencerna dan menyerap makanan dengan mudah.
Luke mengatakan, makan saat kita marah dapat menyebabkan komplikasi terkait perut, seperti kembung, refluks asam, hingga diare.
Gejalanya bisa lebih buruk bagi orang yang menderita iritasi usus besar dan kolitis.
“Tubuh tidak memiliki jenis bakteri yang tepat untuk memecah makanan yang kita makan, bahkan menelan menjadi sulit karena kontraksi otot."
"Tubuh kita tidak akan bisa mencerna makanan dan menyerap nutrisinya,” tambah Luke.
2. Memicu makan berlebih
Alasan lainnya adalah karena kita akan cenderung makan berlebih ketika sedang marah.
Usus dan otak berkomunikasi satu sama lain sepanjang waktu. Tapi saat kita marah, komunikasi tersebut akan terhalang.
Otak tidak mendapat sinyal dari usus saat perut sudah kenyang. Jika kebiasaan ini terjadi terus menerus, kita mungkin saja mengalami kegemukan.
3. Penghalang usus
Alasan ketiga dan terpenting adalah penghalang usus, yang mencegah bakteri usus memasuki aliran darah, akan menjadi lemah.
Hal itu menyebabkan bakteri dengan mudah masuk ke aliran darah dan menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti kondisi autoimun, diare, dan radang usus besar.
Solusi
Makan saat marah tidak baik untuk siapa saja, terutama orang-orang yang menderita komplikasi terkait perut.
Jika Moms merasa marah, luangkan waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu dan mengambil napas dalam-dalam.
Setelah suasana hati sudah membaik dan normal, baru lah Moms bisa makan.
Kunyah makanan secara tenang untuk menghindari masalah perut. Luke juga menyarankan untuk tidak melakukan tugas-tugas berat setelah makan.
"Ketika kita makan, tekanan darah kita melonjak. Itulah mengapa kita disarankan untuk santai terlebih dahulu setelah makan serta menghindari olahraga dan mandi," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risiko yang Terjadi Bila Kita Makan Saat Sedang Marah"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR