Nakita.id - Beberapa dari kita pasti pernah menyantap sayur bayam sebagai pelengkap lauk pauk.
Selain mudah memasaknya, kandungan antioksidan dalam bayam baik untuk menurunkan kadar glukosa dan lainnya.
Meskipun sehat untuk kesehatan dan mencegah berbagai penyakit, bayam justru dapat menjadi perusak kesehatan kita.
Baca Juga: Selain Cegah Penuaan Dini, Jus Bayam Ternyata Juga Bisa Bikin Kulit Tetap Sehat dan Bebas Jerawat
Sayur bayam, sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Berbagai olahan dari sayur bayam dibuat, mulai dari masakan berkuah hingga keripik.
Meski mengangung nutrisi, mineral, dan vitamin bagi tubuh, sayur bayam bisa menjadi berbahaya jika perlakuannya tidak tepat.
Ahli gizi dr Tan Shot Yen menjelaskan, sayur bayam banyak mengandung senyawa nitrat.
Zat ini dapat berubah menjadi nitrit dan nitrosamin jika bayam dimasak, didiamkan, lalu dipanaskan secara berulang.
Saat nitrat berubah menjadi nitrit dan nitrosamin, kandungan senyawa yang ada dalam bayam akan berubah.
"Jadi masalah jika nitrat ini berubah jadi nitrit dan nitrosamin. Dan ada enzim dari bakteri dapat mengubah nitrat menjadi nitrit.
Ini bisa terjadi apabila bayam diolah, dimasak, didiamkan lalu dipanaskan secara berulang," kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/9/2020).
Ia menambahkan, nitrosamin dipercaya berfungsi sebagai karsinogen untuk orang yang antioksidan di dalam tubuhnya tidak cukup.
Nitrit, lanjut dia, dapat berbahaya jika dikonsumsi bayi di bawah 6 bulan.
Hal tersebut dikarenakan nitrit dapat menghalangi transportasi oksigen oleh Hb atau hemoglobin.
"Hb-nya berubah menjadi methemoglobin," ujar Tan.
Kondisi ini akan mengakibatkan baby blue syndrome karena transportasi oksigen yang terganggu, hemoglobin mempunyai fungsi sebagai transportasi oksigen dalam tubuh.
"Dan ini bisa menjadi fatal," tutur Tan.
Sekali masak Ia menyampaikan, dalam memasak sayur bayam lebih baik dalam jumlah cukup dan habis sekali konsumsi.
Baca Juga: Lemak Perut Membuat Tidak Percaya Diri, Segera Singkirkan dengan Cara Mudah Ini
"Ambil bayam segar, secukupnya agar sekali masak bisa dihabiskan bersama," tutur dia.
Proses memasaknya pun juga disarankan tidak terlalu lama.
"Masukkan beberapa detik saja sampai agak layu tapi masih hijau segar, mirip kayak kita rebus kangkung buat pecel atau gado-gado. Matikan kompor," tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bayam mengandung zat besi yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari telur.
Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat menggantikan zat besi hewani.
Sebab, kata Tan, kemampuan tubuh manusia dalam menyerap zat besi dari sumber non-hewani tidak sebanyak dan seefisien dari sumber hewani.
"Maka bisa disebut bioavailability zat besi bayam jauh lebih rendah dari sumber hewani," jelas Tan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suka Konsumsi Bayam? Ketahui Hal Ini Agar Tak Berubah Jadi Bahaya"
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR