Ario menjelaskan, hipertensi merupakan faktor risiko utama gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian.
"Gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif jangka panjang yang cenderung memburuk secara bertahap disebabkan oleh hipertensi," kata Ario dalam diskusi daring bertajuk Kelola Hipertensi, Cegah Gagal Jantung dan Kematian yang diselenggarakan oleh Bayer Indonesia, Kamis (12/11/2020).
Untuk diketahui, di Indonesia prevalensi hipertensi di tahun 2018 berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia lebih dari 18 tahun adalah sebesar 34,1 persen.
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebanyak 63 juta orang, sedangkan angka kematian akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Sementara, prevalensi gagal jantung di Indonesia mencapai 5 persen dari total populasi.
Mekanisme hipertensi picu gagal jantung Ario berkata, hipertensi menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengakibatkan beban kerja jantung bertambah berat.
Penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang disebabkan oleh hipertensi tersebut akan menyebabkan dinding ruang pompa jantung menebal (left ventricular hypertrophy), dan dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko gagal jantung.
Maka, untuk memompa darah melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh, jantung harus bekerja lebih keras.
Baca Juga: Bisa Berisiko Hipertensi Sampai Kerusakan Gigi, Ini Cara Efektif Mengurangi Kecanduan Kopi
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR