Nakita.id - Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mengatakan prevalensi hipertensi pada penduduk 18 tahun ke atas di Indonesia sebesar 25,8%.
Sementara hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, baik anak muda hingga dewasa sebaiknya menjaga tekanan darah agat tak terserang hipertensi. Simak caranya yuk!
Ahli mengingatkan kepada pasien dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi agar terus melakukan kontrol diri agar tekanan darah tetap stabil.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari berbagai potensi komplikasi terhadap banyak organ yang bisa terjadi, akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, salah satunya ialah gagal jantung.
Spesialis Jantung Pembuluh Darah RS Jantung Harapan Kita, Dr BRM Ario Soeryo Kuncoro SPJP(K) mengatakan manajemen hipertensi penting dilakukan untuk mencegah kerusakan organ penting, salah satunya jantung.
Ario menjelaskan, hipertensi merupakan faktor risiko utama gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian.
"Gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif jangka panjang yang cenderung memburuk secara bertahap disebabkan oleh hipertensi," kata Ario dalam diskusi daring bertajuk Kelola Hipertensi, Cegah Gagal Jantung dan Kematian yang diselenggarakan oleh Bayer Indonesia, Kamis (12/11/2020).
Untuk diketahui, di Indonesia prevalensi hipertensi di tahun 2018 berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia lebih dari 18 tahun adalah sebesar 34,1 persen.
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebanyak 63 juta orang, sedangkan angka kematian akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Sementara, prevalensi gagal jantung di Indonesia mencapai 5 persen dari total populasi.
Mekanisme hipertensi picu gagal jantung Ario berkata, hipertensi menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengakibatkan beban kerja jantung bertambah berat.
Penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang disebabkan oleh hipertensi tersebut akan menyebabkan dinding ruang pompa jantung menebal (left ventricular hypertrophy), dan dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko gagal jantung.
Maka, untuk memompa darah melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh, jantung harus bekerja lebih keras.
Baca Juga: Bisa Berisiko Hipertensi Sampai Kerusakan Gigi, Ini Cara Efektif Mengurangi Kecanduan Kopi
Sehingga, kondisi ini akan menimbulkan terjadinya penyempitan arteri dan darah lebih sulit mengalir dengan lancar ke seluruh tubuh.
"Dengan demikian, hipertensi membuat kerja jantung menjadi berlebihan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan nutrisi, namun kondisi jantung menjadi lebih sulit bekerja sehingga pada akhirnya jatuh ke kondisi gagal jantung," jelasnya.
Cara mengelola tekanan darah
Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.
Baca Juga: Takut Risiko Tensi Naik Setelah Makan Daging Kambing, Ternyata Mitos Moms! Ini Kata Para Ahli
Ario menuturkan, pengelolaan hipertensi merupakan komitmen seumur hidup yang memerlukan kepatuhan pasien.
Tekanan darah tinggi dapat dikelola dengan baik agar mencapai tekanan darah yang sesuai target yaitu dengan banyak hal, di antaranya seperti berikut.
- Membatasi konsumsi garam
- Olahraga teratur
Baca Juga: Obati Darah Tinggi dengan Minum Air Rebusan Daun Pandan di Pagi dan Malam Hari, Yuk Coba!
- Berhenti merokok
- Kepatuhan dalam menjalani pengobatan
- Pengukuran tekanan darah secara benar dan berkala
"Pasien jantung harus mengelola hipertensinya dengan baik agar tidak terjadi gagal jantung dan kematian," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hipertensi Bisa Picu Gagal Jantung, Begini Cara Mengelola Tekanan Darah"
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR