Lalu kau merasa menjadi ibu yang gagal.
Atau hamil dan persalinan lancar, tapi entah kenapa begitu IMD ASI tak juga mau keluar, bahkan sehari dua hari hingga batas waktu terakhir ASI diberikan.
Lalu susu formula pun menjadi alternatif yang terpaksa kau pilih dengan penuh pertimbangan.
Tiba-tiba orang yang tak tahu apa-apa menghakimimu sebagai ibu yang tak sempurna karena tak menjalankan amanat Menteri Kesehatan.
Lalu kau merasa menjadi ibu yang gagal.
Atau hamil, persalinan, hingga menyusui lancar.
Tapi kau meninggalkan bayi mungilmu yang baru berusia 3 bulan itu untuk sebuah pekerjaan yang gajinya menjadi sandaran hidup emak bapak di kampung halaman.
ASI yang susah payah kau perah demi bayimu itu mereka bilang tak bisa disamakan dengan ASI yang langsung disusukan.
Pun ditambah komentar sinis bahwa anak-anak para ibu bekerja adalah anak yang terabaikan.
Lalu kau merasa menjadi ibu yang gagal.
Atau hamil, persalinan, menyusui mu lancar, kau juga seorang ibu rumah tangga sejati yang menjiwai peran.
Tapi kau tak mengilmui MPASI homemade ala-ala WHO atau BLW atau Food Combining yang sedang tenar.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Facebook,the asian parent |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR