Mungkin kau merasa bodoh tak mengilmui berbagai teori parenting masa kini. Padahal instingmu sebagai ibu dan bonding yang kau bangun dengan bayimu sungguh lebih berarti.
Apapun kekurangan mu sebagai ibu. Bagaimana pun jatuh bangun kau rasakan kala menjadi ibu. Percayalah selalu ada tatapan kagum yang tulus di mata, hati, dan pikiran anakmu.
Yang memerhatikan kekhawatiran mu saat sakit menyerangnya.
Yang memedulikan rasa bersalahmu saat kau pamit berkerja.
Yang memaafkanmu saat kau masih perlu menata hati dan jiwa.
Yang melihatmu jatuh bangun mengurus rumah tangga dan dirinya.
Yang bahagia melihat senyummu merekah indah untuknya.
Yang tuluuuuus mencintaimu apa adanya.
Bangun, dan bangkitlah, ibu.
Hapus air mata dan kesedihanmu.
Buang resah dan khawatir yang ada di hatimu.
Buat segala lelahmu menjadi pahalamu.
Peluuk eraat, ciuum, katakan maaf dan terimakasih pada anakmu.
Dan dengan sungguh-sungguh, bisikkan di telinga anakmu itu
I love you
Because our children don't need a perfect mom. They need a happy one for happy moms raise happy kids.
Surat ini menuai reaksi positif, tak sedikit warganet yang membagikan pengalaman dalam hidupnya sebagai ibu.
Bahwa menghakimi sesama ibu adalah mereka yang kurang bisa berempati terhadap kehidupan orang lain, karena setiap ibu memiliki gaya yang tidak sama dalam mengasuh anaknya.
Bahwa melahirkan bayi dengan proses apa pun; normal atau sesar atau program lainnya, harus diingat bahwa ibu tetap pahlawan yang sesungguhnya.
Menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja adalah pilihan yang harus dihargai, karena setiap keluarga berbeda.
Memberikan ASI penuh atau harus memberikan susu formula kepada anak adalah baik, karena kita tak pernah tahu kisah dibaliknya.
Jadi jangan pernah khawatir Moms, jangan merasa gundah.
Ibu adalah pahlawan sejati dengan tugas mulia.
Tidak ada ibu yang gagal, hanya ada ibu yang berjuang dengan caranya sendiri.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Facebook,the asian parent |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR