Nakita.id - Penularan virus corona memanglah sangat tidak terduga.
Pasalnya orang tanpa gejala sekali pun bisa menularkannya.
Lalu sebenarnya kapan orang yang terinfeksi covid-19 bisa menularkannya ke orang lain?
Dokter umum yang juga PhD Candidate in Medical Science di Kobe University, Adam Prabata, mengatakan, cara mengetahui apakah pasien masih menularkan virus atau tidak bisa dilakukan kultur virus.
Baca Juga: Sudah Tiba di Tanah Air, Begini Keterangan Soal Efektivitas Vaksin Sinovac untuk Tangkal Covid-19
Ia menjelaskan, kultur virus merupakan teknik untuk mengetahui apakah terdapat virus hidup dan punya kemampuan menginfeksi.
"Kultur virus itu sederhananya setelah swab, nanti diproses dan dibiakkan di dalam sel. Kemudian nanti dilihat apakah terdapat perubahan di sel (efek sitopatik)," ujar Adam saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/12/2020).
Adam, yang sering memberikan edukasi seputar virus corona melalui akun Instagram-nya, menyebutkan, kultur virus tidak hanya dapat dilakukan melalui swab test, tetapi bisa pula dicek dari darah, dahak, urine, feses, dan lainnya.
Namun, karena penularan Covid-19 mayoritas berasal dari droplet, maka yang digunakan untuk penentuan masih menularkan atau tidak, diambil dari tindakan swab test.
Tindakan kultur virus yakni apabila ada perubahan di sel, artinya virus masih memiliki kemampuan menginfeksi.
Namun, kalau tidak ada perubahan di sel, artinya virus sudah tidak punya kemampuan menginfeksi.
"Nah, untuk pasien Covid-19 mau diketahui masih menular apa enggak, itu idealnya dilakukan kultur virus, tapi sayangnya itu bukan pemeriksaan rutin," lanjut Adam.
Meski demikian, saat ini banyak penelitian kultur virus dengan hari setelah bergejala dan mayoritas penelitiannya memiliki hasil konsisten.
Oleh karena itu, panduan bagi seseorang yang terjangkit Covid-19 boleh selesai isolasi hanya dengan kriteria gejala dan waktu gejala tersebut muncul.
Mengenai penularan Covid-19, Adam mengatakan, secara umum, mayoritas pasien infeksi virus corona menularkan virus (masa infeksius) dari hari ke-2 sebelum munculnya gejala hingga hari ke-10 setelah gejala.
Baca Juga: Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah Dinyatakan OTG, Ini yang Harus Moms Lakukan
Sementara, untuk masa paling infeksius (yang berpotensi paling tinggi menyebarkan infeksi) yakni diperkirakan pada hari 0 sampai hari ke-5 setelah gejala muncul.
Adapun penghitungan masa infeksius ini berlaku pada mayoritas pasien, bukan semua pasien Covid-19.
Untuk waktu penularan virus pada hari sebelum gejala bisa berbeda-beda setiap individu.
"Untuk hari setelah gejala (demam dan sesak) itu juga bisa lebih panjang, dan semakin berat gejalanya diduga bisa lebih panjang penularannya," ujar Adam.
"Makanya itu untuk yang bergejala baru boleh selesai isolasi setelah 3 hari tanpa gejala," lanjut dia.
Adam mengatakan, virus yang hidup pada pemeriksaan kultur virus dapat ditemukan lebih lama pada pasien Covid-19 dengan gejala berat.
Menurut dia, masa penularan pasien Covid-19 dengan gejala berat diperkirakan terjadi lebih lama, bahkan mencapai 20 hari.
Melansir dari akun Instagram Adam Prabata, @adamprabata, kemampuan pasien dalam menularkan virus juga dapat dilihat melalui Ct Value PCR.
Dengan begitu tetaplah ingat pesan ibu untuk selalu menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Pasien Covid-19 Berisiko Menularkan Virus kepada Orang lain?"
#NakitaCovid-19
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR