Nakita.id - Kekurangan zat besi merupakan masalah kesehatan nasional yang perlu mendapat perhatian khusus.
Pasalnya jika kekurangan zat besi, tumbuh kembang anak akan terganggu.
Sedangkan anak sendiri merupakan aset bangsa yang wajib dijaga kesehatan dan didukung perkembangannya.
"Anak merupakan aset bangsa yang harus dijaga, namun karena adanya masalah kekurangan zat besi sebagai kesehatan nasional menjadi masalah tersendiri," ujar Dr. dr. Roy Basrowi MKK dalam acara virtual Danone yang bertemakan 'Kekurangan Zat Besi Sebagai Isu Kesehatan Nasional di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kemajuan Anak Generasi Maju, Kamis (17/12/2020).
Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anak mengalami anemia.
Baca Juga: Memahami Pentingnya Zat Besi bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Indonesia sendiri ada sekitar 50-60% anak mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
Ibu hamil di Indonesia juga rentan mengalami kekurangan zat besi dan berujung anemia.
Rata-rata Moms yang mengidap anemia akibat zat besi berumur 15-24 tahun.
Usia yang cukup muda, karena biasanya kurang pengetahuan tentang pentingnya memenuhi zat besi bagi ibu dan calon buah hatinya.
Kondisi anemia biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan-23 tahun.
Menurut dr. Nurul Ratna Mutu Manikam. M. Gizi, SpGK mengatakan, hal tersebut bisa terjadi karena di umur 6 bulan-23 tahun kebutuhan zat besinya meningkat karena terjadinya pembentukan syaraf otak yang meningkat.
Kebutuhan zat besi bisa dipenuhi dalam asupan makanan sehari-hari.
Baca Juga: Hanya Mengoleskan Masker Alami dari Jus Bayam, Wajah Akan Mengalami Perubahan Drastis Ini
Jika kurang terpenuhi maka akan berdampak fatal bagi Si Kecil.
Kekurangan zat besi pada anak bisa menyebabkan Si Kecil mengalami hal buruk ini:
1. Jangak Pendek
- Menurunnya kongnitif atau kecerdasan.
- Menurun fungsi otak (atensi, pendengaran, dan visual).
- Menurunnya fungsi motorik : Cepat lelah, letih, lesu, tidak cekatan dibanding anak seusianya.
Baca Juga: Si Kecil Kekurangan Zat Besi? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
2. Jangka Panjang
- Performa di sekolah menurun seperti, berhitung, membaca, dan menulis.
- Perubahan atensi dan sosial karena kurang tanggap terhadap lingkungan dengan kata lain anak akan lambat ketika melakukan sesuatu.
- Perubahan perilaku, ini sangat berbahaya karena anak bisa menjadi kurang aktif, kurang bergerak, kurang atensi, tidak responsif, tidak ceria, mudah lelah.
Bahkan ada studi yang menyatakan jika anak kekurangan zat besi maka akan mengalami ketakutan untuk memulai hal baru.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR