Nakita.id -Moms, kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang di Provinsi Jawa Tengah meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan tersebut disebabkan pelaku mulai memilih obat-obatan legal dengan dosis tinggi yang dijual bebas di masyarakat.
Jadi, anak bukan hanya mengonsumsi narkoba atau ganja tetapi saat ini sedang tren mabuk menggunakan obat legal yaitu obat batuk cair.
Lo, kok bisa obat legal ini menjadi obat mabuk untuk para ABG ini?
Jelas bisa Moms, sebab obat batuk ini mengandung zat adiktif yang jika dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menimbulkan reaksi adiktif atau ketergantungan.
BACA JUGA: Ayah Ini Justru Memukul Dirinya Sendiri Saat Anak Salah, Kenapa?
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabag Humas BNN, Kombes Sulistriandriatmoko, saat diwawancarai Nakita.id di kantornya di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2018).
"Obat batuk itu mengandung zat dextromethorphan fungsinya itu untuk menekan saraf-saraf di susunan saraf pusat di otak menjadi relaksasi.
Ciri dari obat batuk yang dapat membuat rileks ini dapat menimbulkan adiksi atau ketergantungan sama dengan jenis narkotika lain," ungkap Sulis.
BACA JUGA: Mengenal Silent Miscarriage, Keguguran di Awal KehamilanYang Sering Tak Disadari
Perlu diketahui Moms, dextromethorphan adalah obat dengan fungsi untuk sementara menyembuhkan batuk tidak berdahak karena infeksi saluran udara tertentu (misalnya sinusitis, pilek biasa).
Produk obat yang mengandung dextromethorphan akan bekerja mengurangi keinginan untuk batuk.
Obat batuk yang diketahui memiliki zat adiktif ini kemudian disalahgunakan oleh para remaja atau ABG yang sudah mengenal narkoba.
Dengan harga yang murah dan dijual umum dipasaran, mereka leluasa membelinya dan mengonsumsinya tidak sesuai dosis.
"Remaja menengah ke bawah yang sudah mengenal narkoba tapi tidak bisa membelinya karena mahal dia akan membeli obat batuk jenis itu (dextromethorphan).
Lalu untuk mendapatkan efek yang sama atau menyerupai dengan narkoba, mereka mengonsumsinya diluar batas dosis," lanjut Sulis.
BACA JUGA: Jengkel Banyak Semut di Rumah? Singkirkan dengan Cara ini Moms
Diungkap pula oleh Sulis, para remaja yang menyalahgunakan obat batuk ini menegak 25 sampai 30 bungkus dalam sekali minum, tujuannya agar mendapatkan efek 'fly' seperti narkoba.
Waduh Moms, ini bukan jumlah yang sedikit. Zat adiktif jika dikonsumsi secara berlebihan dalam satu waktu bukan tidak mungkin menyebabkan overdosis hingga tewas.
Lantas seberapa bahaya dextromethorphan jika dikonsumsi berlebihan?
Sangat berbahaya dan menimbulkan penyakit serius seperti gagal ginjal, hati rusak, pembuluh darah bisa pecah, kulit akan melepuh seperti terbakar sampai bisa mengakibatkan kematian.
Dilansir dari hellosehat, penyalahgunaan obat yang berkepanjangan akan merusak sistem dan sirkuit reseptor motivasi dan penghargaan otak sehingga menyebabkan ketergantungan.
Apabila dosis mendadak dihentikan, atau dosisnya dikurangi sedikit saja, muncullah gejala sakau alias putus obat.
Dalam kasus yang lebih serius, seseorang juga mungkin akan mengalami depresi sebagai efek sakaunya.
BACA JUGA: Kata Ahli, Ini Asupan Gula, Garam dan Lemak yang Tepat Untuk Si Kecil
Tak menutup kemungkinan bahwa seseorang akan mengalami overdosis setelah berusaha untuk menenggak obat batuk demi “menyembuhkan” gejala sakaunya.
Sedangkan overdosis obat termasuk kondisi gawat darurat medis.
Moms, sebagai orangtua, waspadai anak jika muncul tanda-tanda ia mulai mengenal narkoba bahkan sampai menyalahgunakan obat seperti ini.
Jika terus berlangsung terus menerus akan sangat membahayakan untuk kesehatannya. (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR