Misalnya pada waktu pemberian makan padat, makanan yang kira-kira menjadikan feses keras itu jangan diberikan lagi," jelas dokter Muzal.
Sedangkan, dokter Reza menyarankan Moms untuk memberikan cairan pada bayi yang mengalami konstipasi.
"Yang pertama paling penting, namanya feses berhubungan sama cairan, kenapa fesesnya keras karena cairan kurang.
Jadi kalau bisa penuhi kebutuhan cairan sesuai dengan berat badan anak, kedua, jika perlu perbanyak serat dan jika perlu juga lakukan yang namanya pijat di daerah perut," papar dokter Reza.
Di sisi lain, dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas menjelaskan penanganan konstipasi bayi di rumah sakit.
"Biasanya evakuasi dilakukan dengan cara pemberian klisma atau enema dengan gliserin yang biasanya dilakukan di rumah sakit," ucap dokter Pingkan.
"Tindakan lain adalah kita membiasakan dengan adanya toilet training, berikan sayur dan buah, dan berikan susu dengan takaran sesuai.
Toilet training ini sebenarnya kapan sih? Di mulai paling dini pada usia 18 bulan hingga 3 tahun.
Toilet training ini dilakukan dengan cara anak diminta duduk sebentar 3 sampai 5 menit di toilet.
Atau kita tahu ada toilet mainan bisa meminta anak dibiarkan main di situ, diletakkan selama 15 menit setelah makan pagi atau siang.
Sebenarnya tujuan toilet training tidak memaksa anak untuk harus BAB saat itu karena malah membuat anak stres.
Yang penting proses toilet training ini adalah anak bisa duduk sebentar dan dilakukan setiap hari," tambahnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Kecolongan, Berikut Tanda-tanda Bayi Susah BAB yang Harus Moms Tahu
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR